Footnote

Salahkah Saya Menjual Minyak Goreng?

×

Salahkah Saya Menjual Minyak Goreng?

Sebarkan artikel ini

 

Kelangkaan minyak goreng bikin panik ibu-ibu se nusantara. Bukan saja minyak yang hilang si pasaran selama berbulan-bulan, tetapi juga harga minyak naik gila-gilaan. Di tengah kelangkaan ada saja tentu ada saja yang memanfaatkan momen kelangkaan menjadi peluang ekonomi. Tetapi hal itu memunculkan prokontra di kalangan konsumen. Perdebatan sengit nitizen yang didominasi emak-emak hampir setiap hari menghiasi media social. Berikut salah satu debat sengit dua ibu-ibu di media social facebook yang tidak boleh dilewatkan.

Penjual minyak dadakan tak terima dibilang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
Menurut mereka, mereka malah membantu para ibu rumah tangga yang butuh minyak.
“Para ibu dak usah pusing lagi nyari minyak,” kata Desi, seorang ibu yang kesal.

“Begini, coba diingat-ingat lagi pernahkah terjadi minyak langka begini? Pernahkah untuk mencari minyak seliter 2 liter begini perjuangannya luar biasa? Tidak pernah,”katanya.

“Dan pernahkah juga sebelumnya ada penjual minyak dadakan? Belum pernah ada.
Artinya apa? Artinya minyak langka karena adanya kalian para penimbun,”.

Ia menyarankan sebaiknya tak usah memborong minyak agar semua kebagian. “Coba itu kalau liat minyak murah banyak di toko-toko ya dibiarin aja gitu loh. Ndak usah itu jiwa serakahnya dikeluarin. Itu minyak jatah orang, kenapakah lagi kamu borong semua trus dijual mahal? Nda nangis itu minyak dipajang saja di etalase.Biarkan di situ.Nanti juga dibeli sama orang yang butuh,”sarannya.

Yang memprihatinkan lagi,  lanjut Desi, antrian di  market-market seolah sudah menyaingi antrian sembako gratis. “Luar biasa berdesak-desakan sampai ada yang mengakibatkan kerusakan barang. Jelas di antara pengantri ini ada penimbun,”jelasnya.

“Kalau untuk pemakaian pribadi jelas tidak akan seperti ini,”katanya.

Seberapa sih banyaknya orang pakai minyak di rumah tuh sampai minyak yang hampir tiap hari datang habis-habisan terus seperti itu?

“Yuk berhenti jadi manusia egois yang hanya memikirkan keuntungan tanpa peduli dengan orang lain,”ajaknya.

“Coba dipikir kasian itu orang-orang yang harusnya bisa dapat minyak harga subsidi tapi karena ulah kalian terpaksa anggaran rumah tangga jadi meningkat. Coba juga dipikir itu yang jualan mengandalkan minyak, kasian bakul nasi orang jadi terguncang,”tohok Desi

“Dan untuk yang pemakaian rumah tangga, yuk jangan nimbun juga. Stoklah sesuai kebutuhan seperti biasanya saja. Jangan jadi pembeli panik.Minyak ndak akan hilang. Dia diproduksi setiap hari, walau dibatasi menyesuaikan jatah subsidi dari pemerintah. Tapi pasti cukup asal pembelian normal,”

“Kalau kita jadi pembeli yang tenang, menyetok sesuai kebutuhan saja, itu penimbun lama-lama juga hilang karena g ada lagi yang beli sama mereka,”

Sebenarnya ada tips berbelanja minyak subsidi yang aman dan nyaman tapi kalau di share, cara ini bisa dimanfaatkan oknum penimbun lagi.

Namun kritik dan saran ini dibantah oleh sebagian ibu lainnya.

“Anda logikanya kebalik. Mereka yang jual minyak juga susah dapatnya. Emang ente yakin penyebabnya karena penjual minyak dadakan? Ente hati-hati kalau beropini, jangan asal nyalahin orang. Saya bukan penjual minyak tapi saya termasuk orang yg saat ini sulit dapat minyak, tapi saya tidak pernah berfikir seporno fikiran anda terhadp penjual minyak goreng,”tohoknya

Sekarng saya mau tanya, tuh penjual minyak dadakan sejak kapan mereka muncul? Ente tau gak sejak kapan tuh minyak goreng langkah?
Kalau untuk pribadi 1 liter cukup untuk 1 atau 2 Minggu. Karena Saya penjual makanan. Saya nyetok loh sampai 12 liter. Jaga-jaga kalau minyak tetap langka dan mahal.

“Saya di Sulawesi Selatan. Saya dapat minyak dari Sulawesi tengah, saya suruh suami Saya carikan di toko-toko Minggu lalu. Alhamdulillah Dia dapat banyak. Dengar harga 20rb/liter. Dan dari situ timbul juga ide saya pesan 20 liter lagi di palu buat saya jual ke teman dan tetangga. Dengan untung 5rb/liter. Alhamdulillah habis. Masih banyak yang cari. Apakah saya penimbun?
Itu bukan penimbun Bos, tapi pintar memanfaatkan keadaan. Ada peluang bisnis disitu. Kalau Anda beli syukur, Anda tidak beli juga tidak apa-apa. Pakai sendiri. Minyak sampai setahun juga tidak akan basi,”jelasnya. **

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *