Kultur

Mengenal Upacara Adat Posuo di Buton

×

Mengenal Upacara Adat Posuo di Buton

Sebarkan artikel ini

Belasan perempuan duduk bersila di ruang tak seberapa besar. Mereka mengenakan pakaian adat serta telah dirias bak putri raja. Ini adalah prosesi hari terakhir setelah menjalani ritual pingitan selama sepekan. Selanjutnya para kalambe ini segera menjalani upacara adat posuo. Biasanya ada banyak orang yang hadir khususnya para kerabat peserta posuo.  Mereka membawa aneka sajian makanan serta mendoakan peserta posuo agar diberi keselamatan mengarungi kehidupan.

Ya , Masyarakat buton mengenal adanya tradisi upacara posuo. Posuo yang berarti pingitan yang dikenal sebagai ritual adat yang telah ada sejak zaman kesultanan buton. Pelaksanaan Tradisi Upacara Posuo bertujuan sebagai simbol masa transisi atau peralihan status seorang gadis dari remaja (kabuabua) menjadi dewasa (kalambe), serta untuk mempersiapkan mentalnya dalam membina rumah tangga.

Peserta posuo

Upacara tersebut dilaksanakan selama delapan hari delapan malam (tergantung ketentuan adat) dalam ruangan khusus yang oleh mayarakat buton di lipu dan babuantae menyebutnya dengan sohongi.

Penabuhan gendang(ganda) di iringi gong dan lantunan syair-syair(hawasi)di mulai malam pertama para peserta masuk ke sohongi posuo(mose)hingga malam terakhir ritual adat posuo.

Selama acara posuo tarian dipergakan adalah Tari kaciba bagi pria dan Tari linda untuk wanita dan di penghujung ritual posuo/poganda berlangsung tarian mangaru menandakan berakhirnya ritual adat.

“Tradisi Posuo/pingitan ini merupakan prosesi adat Buton yang menandakan beralihnya kehidupan seorang wanita dari gadis remaja menjadi gadis dewasa,”kata Amirul, tokoh.masyarakat Buton. (Fn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *