KENDARI, suarakendari.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Drs. H. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D, mewakili Gubernur Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, secara resmi membuka Seminar Nasional Kajian Strategis Energi dan Hilirisasi dalam Mendukung Pembangunan Nasional. Acara yang diselenggarakan di Kendari ini menjadi forum krusial untuk membahas arah pengembangan energi dan hilirisasi di Sultra, serta kontribusinya terhadap pembangunan nasional.
Dalam sambutannya, Sekda Asrun Lio menyoroti seminar ini sebagai momentum penting untuk meninjau ulang seluruh rencana pengembangan energi di daerah. Ia menekankan relevansinya dalam merumuskan kebijakan daerah yang menjadi acuan bagi pemerintah kabupaten/kota maupun provinsi, khususnya dalam meningkatkan komitmen, konsistensi, dan kerja sama pembangunan.
“Energi telah memainkan peran sangat menentukan dalam ekonomi global, bahkan telah menentukan peradaban dan keberlangsungan seluruh bangsa,” ujar Sekda. Ia menambahkan bahwa pemerintah menargetkan bauran energi terbarukan sebesar 23% untuk tahun 2025 dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional, sebuah komitmen Indonesia hingga tahun 2060.
Namun, Sekda juga mengungkapkan bahwa Provinsi Sultra hingga Desember 2024 baru mencapai 4,8% dari target 5,32% berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2021 tentang Rencana Umum Energi Daerah. Hal ini disebabkan minimnya pembangunan energi terbarukan (27.925,31 KW) dibandingkan dengan pembangunan energi fosil yang masif di daerah industri.
Menyinggung potensi daerah, Sekda Asrun Lio menyatakan bahwa Sultra merupakan salah satu daerah penghasil nikel terbesar di Indonesia, dengan sumber daya terukur mencapai 1.293.123.244 ton. Ia berharap sumber daya ini dapat dikelola secara optimal sebagai kekuatan penopang laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan Sultra.
Pentingnya Diversifikasi Energi dan Hilirisasi
Lebih lanjut, Sekda menegaskan peran sentral energi dalam pembangunan berkelanjutan, terutama untuk mendukung berbagai aspek kehidupan masyarakat dan proses industrialisasi. Ia menekankan perlunya mengurangi ketergantungan pada satu jenis sumber energi tertentu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber energi terbarukan dan teknologi energi yang efisien.
“Pemanfaatan energi terbarukan seperti energi air, surya, angin, panas bumi, biomassa, bio gas, dan masih banyak lagi, atau bahkan energi baru seperti gasifikasi batubara, hidrogen, dan nuklir, dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil, meningkatkan kemandirian energi, serta mengurangi emisi gas rumah kaca, dan menciptakan lapangan kerja baru,” paparnya.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Sultra terus berupaya memenuhi kebutuhan energi ini melalui program mandiri maupun kerja sama dengan berbagai pihak.
Sekda Asrun Lio menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada panitia penyelenggara atas inisiasi kegiatan ini, yang disebutnya sebagai “ruang strategis untuk membahas isu krusial, yakni bagaimana energi dan proses hilirisasi dapat menjadi motor penggerak pembangunan nasional yang berkelanjutan.”
Ia berharap seminar ini dapat membuka dan mengembangkan pola pikir dalam pengembangan energi di Sultra, mengingat bahwa potensi saja tidak akan berarti tanpa didukung oleh sumber daya manusia dan manajemen pengelolaan yang baik.
Acara ini turut dihadiri oleh perwakilan Menteri Energi dan Sumber Daya RI, Tenaga Ahli Menteri ESDM RI, Irwanuddin, H.I Kulla, jajaran Forkopimda Sultra, Anggota Dewan Energi Nasional RI, Dr. Ir. Musri, MT, Rektor Universitas Insan Cita Indonesia atau yang mewakili, Prof. DR. La Ode Masihu Kamaludin, Ketua Asosiasi Penambang Nikel Indonesia atau yang mewakili, Komjen Pol. (P) Drs. Nanan Soekarna, Presidium Majelis Wilayah KAHMI Sultra, DR. Ir. H. Ruksamin, ST., M.Si, IPU ASEAN ENG, Ketua KADIN Sultra atau yang mewakili, Anton Timbang, S.H, sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi Sultra, serta berbagai pihak terkait lainnya. Sk