EnvironmentHistoria

Mendorong Peran Jurnalis untuk Pengurangan Risiko Bencana

×

Mendorong Peran Jurnalis untuk Pengurangan Risiko Bencana

Sebarkan artikel ini

Isu kerusakan lingkungan dan kebencanaan adalah masalah yang serius dan merupakan tantangan global. Untuk menanggulangi masalah ini, penting untuk menyoroti pemberitaan terkait isu ini. Pemberitaan ini harus mencakup seluruh aspek isu, termasuk akibatnya bagi masyarakat, cara mengurangi dampaknya, dan berbagai solusi yang relevan. Momentum ini terangkum dalam seri diskusi para pihak di Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2023 yang tahun ini dipusatkan di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

Dalam diskusi, para pihak mengharapkan adanya pemberitaan terkait kebencanaan yang harus didukung oleh penelitian dan berbasis data yang valid. Hal ini penting untuk mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan oleh isu ini, serta untuk menyediakan informasi yang dapat diterapkan untuk mengambil tindakan. Dengan menyoroti pemberitaan terkait isu kerusakan lingkungan dan kebencanaan, kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi dampaknya.

Isu spesifik tentang lingkungan masih terpinggirkan di banyak media. Hal ini menyebabkan banyak isu lingkungan yang penting tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya. Padahal isu lingkungan sangat penting untuk masa depan bumi. Media perlu lebih sering mengeksplorasi isu lingkungan ini untuk membantu meningkatkan kesadaran publik. Media juga harus lebih aktif dalam mempromosikan gerakan-gerakan yang bertujuan untuk melindungi lingkungan. Dengan demikian, komunitas global akan dapat bersama-sama menjaga dan melindungi lingkungan di sekitar kita.

Upaya pengurangan risiko bencana telah menghasilkan dampak yang signifikan di seluruh dunia. Ini telah membantu komunitas kecil dan besar dalam meningkatkan kesiapan mereka untuk bencana. Ini juga telah membantu mengurangi kemungkinan kerugian ekonomi dan kematian yang disebabkan oleh bencana. Dengan meningkatkan edukasi masyarakat, mengoptimalkan infrastruktur dan memperkuat regulasi, upaya pengurangan risiko bencana telah memberikan dampak yang signifikan dalam mengurangi dampak bencana. Ini telah meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan membantu mengembangkan ekonomi berkelanjutan di daerah yang rentan terhadap bencana.

“Peran media sangat penting untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan bencana. Media memainkan peran penting dalam membantu masyarakat menyadari bahaya dan dampak bencana. Dengan memanfaatkan media, orang-orang dapat memahami lebih banyak tentang bencana dan dampak lingkungan. Media juga dapat membantu dalam menyebarkan informasi sehingga masyarakat dapat mengambil tindakan yang tepat, misalnya dengan melakukan penyimpanan air dan makanan sebelum bencana terjadi. Selain itu, media juga dapat membantu untuk mempromosikan kebijakan dan strategi pemerintah untuk mengurangi dampak bencana. Dengan demikian, media memainkan peran penting terkait lingkungan dan bencana,”ungkap Abdul Muhari, Kepala Pusat dan Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Menurutnya, Kesadaran besar dari semua orang terkait bencana merupakan hal yang sangat penting. Menghadapi bencana, semua orang harus berperan aktif dalam menghadapi, melindungi, dan mengatasi dampak yang ditimbulkan. Sekiranya semua orang bersama-sama bersatu padu, maka bencana dapat diatasi dengan lebih cepat. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran besar bagi semua orang terkait bencana agar dapat mengurangi dampak bencana yang ditimbulkan. Dengan kesadaran yang tinggi, maka kita dapat berpartisipasi dalam usaha pemulihan pascabencana.

Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap bencana alam. Negara ini berada di garis lintang yang berada di antara dua lempeng tektonik, sehingga menimbulkan banyak bencana seperti gempa bumi, tsunami, dan longsor. Indonesia juga memiliki banyak gunung berapi aktif yang menghasilkan letusan vulkanik. Selain itu, Indonesia juga memiliki ancaman bencana banjir akibat hujan yang berlebihan. Indonesia telah mengambil berbagai tindakan untuk mengurangi ancaman bencana alam yang mengancam negara ini, tetapi masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan keamanan dan keselamatan penduduk di Indonesia.

Nah dalam kaitan itu, Sulawesi Tenggara juga menjadi salah satu daerah yang rentan terhadap bencana alam. Daerah ini memiliki karakter topografi yang kompleks, yang menyebabkan banyak bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan tsunami. Wilayah ini juga merupakan daerah yang memiliki konsentrasi populasi yang tinggi, sehingga jika bencana alam terjadi, dampaknya sangat parah. Untuk mengurangi dampak dari bencana alam, pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah meningkatkan upaya pencegahan bencana, termasuk meningkatkan informasi dan pendidikan masyarakat, dan melakukan pemeriksaan rutin pada struktur bangunan.

Upaya edukasi bencana melalui berbagai platform media telah menjadi wujud penting dalam mempromosikan kesadaran bencana. Platform media ini dapat berupa laman web, media sosial, majalah, dan televisi. Ini adalah cara yang efektif untuk menyampaikan informasi penting tentang bencana, cara terbaik untuk melindungi diri, dan apa yang harus dilakukan dalam kondisi bencana tertentu. Selain itu, informasi yang tepat dapat mengubah perilaku selama bencana dan membantu mencegah dampak negatifnya. Platform media ini telah membantu banyak orang untuk belajar dan mempersiapkan diri mereka untuk situasi bencana. Ini telah menginspirasi lokal masyarakat untuk mengambil inisiatif untuk melindungi diri dan orang lain terhadap bencana.

Sejumlah penggiat lingkungan dan pemerintah turut ambil peran berdiskusi bersama diantaranya Abdul Muhari, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Trimalaningrum dari Yayasan Skala Indonesia, Yos Hasrul dari Green Press Indonesia dan Fadhil dari Yayasan Panorama Alam Lestari, beserta para jurnalis dalam rangkaian peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2023 yang berlangsung di Kota Kendari sekaligus launching LokaNusa dan pembentukan forum jurnalis peduli bencana.

Launching LokaNusa menggaet jurnalis di Kota Kendari bersamaan event puncak peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Kota Kendari menjadi momen menguatkan kembali isu-isu spesifik kebencanaan dan lingkungan yang saling bertautan. Termasuk ikut membangun kesadaran masyarakat sebagai kunci kesiapsiagaan menghadapi bencana.

“Bagaimana media bisa lebih inisiatif dalam menggali suatu bencana tidak hanya membahas data atau sekedar meliput bencana tersebut. Forum LokaNusa mengajak media atau pers untuk lebih memberikan informasi yang tidak hanya bersifat teks atau peristiwa saja, tetapi ada inisiatif-inisiatif lokal yang harusnya lebih banyak digaungkan sehingga ada edukasi pada publik bahwa inilah yang dilakukan masyarakat atau menjadi transfer pengetahuan tambahan dari pihak lain ke pihak lain,”kata Trimalaningrum, dari lembaga Skala Indonesia.

Seperti diketahui wilayah Indonesia merupakan wilayah cincin api, dikelilingi oleh gunung api aktif dan juga dilalui oleh sesar aktif. Termasuk wilayah Sulawesi Tenggara masuk dalam daerah rawan bencana karena dilalui sesar patahan aktif seperti sesar Lawanopo, Sesar Buton, Sesar Naik-Tolo dan Sesar Kendari.

Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai negara yang memiliki ancaman bencana hampir di setiap wilayahnya. Sehingga dibutuhkan keterlibatan masyarakat yang sangat mumpuni untuk membangun kesiapsiagaan.

Platform media, merupakan aktor penting dalam proses membangun kesadaran masyarakat terhadap upaya pengurangan risiko bencana serta membangun kesadaran masyarakat akan ancaman yang ada di wilayahnya masing-masing. Tetapi ada banyak media yang masih mengandalkan pemberitaan di saat bencana terjadi, bahkan menjadikannya single momen, bahwa bencana tidak ada kaitannya dengan isu-isu lain, baik isu SDGs atau isu-isu pembangunan lainnya, bahkan beberapa lembaga swadaya masyarakat mencermati soal bencana ekologis, dimana managemen pemanfaatan sumber daya alam yang dianggap ceroboh dapat mendatangkan petaka bagi masyarakat.

Pemerintah, dalam hal ini adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banyak melakukan upaya edukasi melalui berbagai platform media. Pekerja media memiliki peran yang sangat strategis, untuk mengedukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat, tentang isu bencana, lingkungan dan isu global lainnya.

Mengingat pentingnya membangun kesadaran pekerja media sebagai jejaring informasi untuk penyadaran upaya pengurangan risiko bencana, disisi lain pentingnya memperkuat komunitas di tingkat lokal, termasuk edukasi, pelibatan dan juga merespon bencana yang semakin meningkatkan eskalasinya, maka di bulan PRB yang akan diadakan di Kendari, Sulawesi Tenggara, Skala Indonesia bekerjasama dengan GreenPress, Sheep, Pucen, Yappika-AtionAid dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengadakan workshop dengan tema “Mencari Peran Jurnalis untuk Pengurangan Risiko Bencana dan Meningkatkan Peran Masyarakat di Tingkat Lokal Dalam Merespon Bencana”, sekaligus launching Forum LokaNusa. SK

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *