Environment

Fenomena Ubur-ubur di Perairan Teluk Kendari

×

Fenomena Ubur-ubur di Perairan Teluk Kendari

Sebarkan artikel ini
Perairan teluk kendari, Sulawesi Tenggara. foto: Joss
Ribuan ubur-ubur terlihat  memenuhi perairan Teluk Kendari, tepatnya di pantai Kelurahan Wundumbatu, Kecamatan  Poasia, Kota Kendari. Peristiwa yang sangat jarang ditemukan ini direkam dengan menggunakan ponsel oleh sejumlah warga yang tengah bersantai di pinggir pantai, Minggu (14/11/2021) pagi. “Saya baru melihat ubur ubur sebanyak ini di perairan teluk kendari,”kata Alex, warga Poasia, Kendari.
Ubur-ubur sendiri menempati lapisan epipelagis (the sunlight zone), kawasan yang disinari oleh cahaya matahari. Lapisan ini dimulai dari permukaan laut hingga kedalaman 700 kaki. Selain itu, ada beberapa jenis ubur-ubur yang habitatnya di lapisan mesopelagis (the twilight zone). Ubur-ubur pada zona ini, biasanya memiliki kemampuan bercahaya dalam kegelapan karena bioluminisensi. Keberadaan Green Fluorescent Protein (GFP) yang disebut aequorin pada ubur-ubur, yang mengakibatkan munculnya cahaya.
Bulan November hingga Desember adalah fase peralihan musim sekaligus akhir dari perjalanan panjang ubur-ubur. Binatang tanpa tulang belakang ini akan hilang bersamaan tibanya musim barat. Ubur-ubur termasuk dalam filum Cnidaria, ubur-ubur yang dimaksud disini adalah hewan dari kelas Schypozoa, sehingga sering disebut ubur-ubur sejati agar tidak dibingungkan dengan hewan lain yang juga disebut ubur-ubur seperti: Ctenophora dan Cubozoa.
Lantas mengapa  ubur-ubur  kerap naik ke permukaan air laut? Apakah hal ini merupakan pertanda dari permasalahan pada perairan? Berikut penjelasan terkait alasan mengapa ubur-ubur terdampar ke permukaan air laut.
1. Pergerakan Arus Air Laut
Menurut Harfiandri Damanhuri, Ketua Program Studi Sumber Daya Perairan, Pesisir dan Kelautan Pascasarjana, Universitas Bung Hatta, suhu panas yang relatif panjang dalam masa perubahan siklus, menyebabkan sumber makanan ubur-ubur menumpuk di satu lokasi. Sehingga ubur-ubur berkoloni akan mengikuti keberadaan sumber makanannya.
2. Rendahnya Kesuburan Perairan
Menurut Nirmala Rita, Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara, kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi pada kawasan perairan yang mengalami penurunan kesuburan. Rendahnya jumlah fitoplankton dan hewan melayang lainnya menjadi indikator.
3. Cuaca Buruk
Ketika kondisi langit berkabut, laut tropis akan menjadi lebih statis. Sehingga berpengaruh kepada kondisi kualitas fisika dan kimiawi perairan. Alhasil jumlah ubur-ubur semakin banyak yang naik ke permukaan, mencari perairan yang lebih subur.
4. Sampah di Lautan
Masuknya limbah domestik dari daratan menuju laut akan mengakibatkan perubahan jalur migrasi ubur-ubur. Alhasil ubur-ubur akan muncul ke permukaan air laut.
5. Populasi Penyu Mulai Langka
Hal ini berhubungan erat dengan rantai makanan. Ubur-ubur menjadi makanan penyu. Apabila jumlah penyu berkurang, maka perkembangbiakan ubur-ubur akan meningkat. SK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *