Jelajah

Bushcraft di Air Panas Kaindi

×

Bushcraft di Air Panas Kaindi

Sebarkan artikel ini

Konsel, suarakendari.com-Kabupaten Konawe Selatan punya potensi pariwisata yang luar biasa banyak, baik di pariwisata pesisir, daratan, hutan hingga alam bawah lautnya. Dan lokasi potensi wisata ini rata-rata dapat dijangkau dengan mudah dengan menggunakan berbagai aneka sarana transportasi.

Salah satu potensi wisata yang dapat dijangkau adalah wisata sungai air Panas Lainea merupakan sumber air panas terdapat di dua tempat di Kecamatan Lainea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara . Sayang keberadaan potensi sungai air panas ini tak kunjung dilirik oleh pemerintah setempat, entah alasan apa. Walau sebenarnya jika mau serius, kawasan ini sangat cocok dikembangkan untuk areal wisata yang dapat menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.

 

Saat melakukan explorasi wisata sekaligus kegiatan bushcraf  di kawasan ini, sensasi atmosfir wisata yang luar biasa besar ini sudah dapat dirasakan. Betapa tidak kita telah dapat menyaksikan eindahan panorama alam disepanjang sungai. Kepulan mirip asap memutih terlihat di kejauhan, tepatnya di sebuah kawasan hutan di Desa Kaindi.

 

Untuk menjangkau tempat itu, perlu melewati rute jalan setapak, setelah melalui areal perkebunan rakyat. Disarankan pula, untuk menjangkau tempat itu, Anda perlu menyewa gaet local yang siap melayani perjalanan anda.

 

Rerimbunan hutan jati yang banyak tumbuh di kawasan itu menjadi nilai tambah perjalanan ke kawasan itu. Namun aksi illegal loging menjadikan kawasan itu bergeser dari bentuk aslinya. Sebelum tiba di lokasi, kita akan mendapati sebuah bangunan permanen yang sudah tak terpakai.

 

Melihat bentuknya, tampak bangunan itu mirip bak penampungan air. Ukuran bangunan seluas 15 X 12 meter persegi dan letaknya dekat aliran sungai kecil yang membentang. Air sungai itu terasa hangat, terlebih pada pagi hari.

 

Air yang panas itu, disuplai dari sumber air panas yang ada di kawasan bukit hutan yang letaknya sekitar 1 KM. Sedang, air yang dingin, diambil dari sebuah sungai kecil yang mengalir sekitar 50 meter dari bak penampungan.

 

Ketika jarak semakin mendekati air panas, maka hawa panas sedikit demi sedikit akan terasa. Demikian pula, bau belerang tampak menyengat hidung.

 

Areal tempat air panas tak begitu luas. Terletas di bawah sebuah bongkahan batu besar. Saat tiba, secara tak sengaja, wartawan koran bertemu dua mahasiswa asal Makassar yang tengah melakukan penelitian di sumber air panas itu. Dari mereka diketahui titik didik air mencapai 50 derajat celcius.

 

Untuk mengetes titik didih air cukup mudah, dengan menaruh beberapa butir telur ke dalam air panas itu, maka hasilnya yang diperoleh cukup menakjubkan, sekitar 10 menit telur pun matang.

 

Selain di Desa Kaindi, di Desa Pamandati juga terdapat sumber air panas. Lokasinya tak jauh dari pemukiman penduduk yang sudah dibuat dalam bentuk kolam. Sejumlah sara wisata juga sudah dibangun di sana, diantaranya gazebo, tempat sampah dan kolam pemandiannya.

 

Bagi warga setempat, lokasi itu menjadi salah satu obyek wisata alternatif selain wisata laut. Selain jaraknya yang dekat –2 KM–, warga juga dengan mudah menjangkau tanpa sedikit pun dipungut bayaran.

 

Beberapa warga menaruh harapan agar pemerintah Kabupaten Konawe Selatan memberi perhatian pada lokasi itu. “Sebetulnya bila dikelola dengan maksimal, maka lokasi wisata ini bisa menarik pendapatan buat daerah,”kata Kasim, pemerhati kehutanan. Sk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!