KENDARI, suarakendari.com-Di ruang rapat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara, Rabu (23 April 2024), terasa kehangatan yang berbeda. Bukan sekadar agenda seremonial, peringatan Hari Ulang Tahun ke-61 provinsi ini menjadi panggung refleksi dan peneguhan komitmen untuk masa depan.
Di tengah jajaran Forkopimda dan tokoh masyarakat, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, sang nahkoda Sulawesi Tenggara, menyampaikan pesan yang menyentuh: rasa syukur atas kemajuan yang diraih berkat sinergi seluruh elemen.
Namun, nada optimisme Gubernur tak menafikan realita tantangan yang membentang di depan mata. Ekonomi yang perlu terus didorong, angka pengangguran dan kemiskinan yang masih menghantui, jurang pembangunan antar wilayah, hingga isu pelik kerusakan lingkungan menjadi pekerjaan rumah bersama.
Di sinilah esensi tema HUT ke-61 Sultra menemukan relevansinya: “Harmoni Sultra sebagai Cerminan Semangat Kolaborasi Lintas Sektor, Lintas Generasi, dan Lintas Agama, Suku, dan Budaya yang Mengakar Kuat dalam Nilai-Nilai Kearifan Lokal.”
Lebih dari sekadar untaian kata, tema ini adalah cerminan dari DNA Sulawesi Tenggara yang kaya akan keberagaman. Bagaimana mungkin tantangan sebesar itu bisa dihadapi sendiri-sendiri? Justru dalam perbedaan itulah terletak kekuatan. Kolaborasi lintas sektor menghadirkan inovasi dan solusi yang lebih komprehensif.
Keterlibatan lintas generasi memastikan estafet pembangunan yang berkelanjutan, mewariskan semangat dan kearifan lokal kepada para penerus. Dan yang tak kalah penting, persatuan lintas agama, suku, dan budaya menjadi perekat sosial yang tak ternilai harganya.
Bayangkan, di pelosok Wakatobi, semangat gotong royong masyarakat bahu-membahu menjaga keindahan lautnya. Di daratan Konawe, petani dan pemerintah daerah bekerja sama meningkatkan produktivitas hasil bumi. Di tengah kota Kendari yang dinamis, anak-anak muda dari berbagai latar belakang berkreasi membangun ekosistem digital. Inilah potret harmoni yang coba ditegaskan kembali oleh Gubernur Andi Sumangerukka.
“Semua capaian ini adalah hasil kerja keras dan sinergitas semua pihak,” ujarnya dengan nada tulus.
Pengakuan ini bukan hanya ditujukan kepada jajaran pemerintahan dan DPRD, tetapi juga kepada setiap individu yang telah berkontribusi sekecil apapun. Sebuah pesan bahwa pembangunan adalah tanggung jawab kolektif, bukan hanya segelintir orang.
Menutup pidatonya, apresiasi setinggi-tingginya disampaikan kepada para wakil rakyat dan seluruh pihak yang telah menjadi bagian dari perjalanan 61 tahun Sulawesi Tenggara. Harapan pun terucap, agar sinergi yang telah terjalin semakin solid, demi mewujudkan masyarakat Sultra yang lebih maju dan sejahtera.
Peringatan HUT ke-61 Sultra bukan sekadar perayaan usia. Ia adalah momentum untuk merajut kembali benang-benang kebersamaan, menyadari bahwa dalam harmoni dan kolaborasi, Sulawesi Tenggara akan mampu menghadapi tantangan seberat apapun dan melangkah maju menuju masa depan yang lebih gemilang.
Semangat “Harmoni Sultra” bukan hanya menjadi tema perayaan, tetapi harus menjelma menjadi ruh dalam setiap gerak pembangunan di Bumi Anoa. Sk