• Home 1
  • Redaksi
Suarakendari.com
  • Home
  • Historia
  • Humaniora
  • Environment
  • Kultur
  • Tokoh
  • Other Brand
    • Jelajah
    • Teknologi
No Result
View All Result
  • Home
  • Historia
  • Humaniora
  • Environment
  • Kultur
  • Tokoh
  • Other Brand
    • Jelajah
    • Teknologi
No Result
View All Result
Suarakendari.com
No Result
View All Result
Home Kultur

Warga Sambut Haru, Lulongganda Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia

redaksi by redaksi
15 November 2021
in Kultur
0
0
SHARES
143
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Budaya Lulongganda  akhirnya menjadi salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia bersama 289 warisan budaya tak benda seluruh Nusantara. Lulongganda sendiri masuk dalam domain warisan budaya adat istiadat masyarakat, ritus dan perayaan-perayaan.

Penetapan warisan budaya takbenda dilakukan melalui proses sidang para ahli yang dimulai sejak 25 hingga 30 oktober 2021. Sebelumnya,  terhitung jumlah warisan takbenda yang masuk pada tahun 2021 ada sebanyak 859 yang berasal dari 33 provinsi di Indonesia pengusung minus Kalimantan Tengah.

Pemerintah kecamatan Benua dan pemerintah desa Benua menyambut gembira kabar penetapan Budaya Luloangganda sebagai warisan Budaya takbenda Indonesia. foto: Joss

Setelah melalui proses perbaikan usulan sebanyak 141 warisan tak benda ditangguhkan dan 718 lolos ke tahap penilaian usulan warisan budaya tak benda pertama. Selanjutnya, tim ahli memutuskan sebanyak 48 usulan dilanjutkan di tahap selanjutnya, sedangkan 363 usulan diperbaiki, 241 uzulan ditangguhkan dan 66 usulan dinyatakan diverifikasi.

Selanjutnya, pada rapat penilaian kedua, tim ahli melakukan pembahasan pada 363 usulan dan sebanyak 51 usulan dari hasilverifikasi di lapangan dibahas. Dari rapat itu, diputuskan sebanyak 293 usulan dilanjutkan ke siding penetapan serta 121 ususlan ditangguhkan.

Setelah melewati tahap kedua rapat penilaian, pada sidang penetapan warisan tak benda Indonesia 2021, akhirnya diputuskan, bahwa, warisan budaya tak benda yang dimiliki Negara bertambah sebanyak 289 karya budaya pada jumat 29 Oktober 2021.

Selain Luloangganda  di Sulawesi Tenggara masih ada ada 10 warisan budaya takbenda lainnya, yakni; banua tada, dole-dole, ewa wuna, dan Tenun Konawe, kabanti kaluku panda, tanduale, kamooru wuna, pakande-kandea, tari balumpa dan tandaki.

Sebelumnya, sejak dimulai 2013, warisan budaya yang dimiliki Indoinesia  yakni sebanyak 1528 karya budaya.

Dalam rilis resminya, Kementerian Budaya dan Ristek RI menjelaskan, warisan budaya takbenda Indonesia bertambah menjadi 289 karya budaya dari 28 provinsi. Dalam tahap selanjutnya proses pelestarian budaya adalah hal yang perlu ditindaklanjuti  karena sejatinya rangkaian pelestarian budaya  tidak hanya berhenti setelah penetapan saja, demikian direktur perlindungan kebudayaan, irini Dewi Wanti.

Warisan budaya takbenda tidak boleh hanya melihat segi kuantitas saja, tetapi juga segi kualitas. Melalui penetapan tersebut, daerah daerah penbgusung nantinya dapat membuat data base yang berujung pada data pokok kebudayaan.

Sambut Haru

Penetapan Luloangganda menjadi warisan budaya takbenda Indonesia disambut haru warga dan pemerintah di Kecamatan Benua. “Ini tentu kabar gembira bagi masyarakat Benua, lulongganda  tradisi budaya tolaki sudah menjadi warisan budaya negara,”kata Abu Kasim, Camat Benua, Senin (15/11/2021), pagi.

Hal senada disampaikan Rudin, Kepala Desa Benua. “Saya dan warga desa benua tentu sangat gembira mendengar kabar ini, semoga penetapan sebagai warisan budaya tak benda ini menjadi momentum kebangkitan untuk terus melestarian budaya lulongganda  hingga kapan pun,”kata Rudin.

Tentang Lulongganda

Lulo artinya goyang, Ngganda asal kata kanda/gendang. Lulo Ngganda artinya lulo yang diancang-ancang ke atas sambil mengikuti irama gendang. Ketua Lembaga Adat Tolaki Kecamatan Benua, menjelaskan, lulo Ngganda menurut orang tolaki khususnya di Kecamatan Benua sudah ada sejak dunia pertama sampai sekarang. Dunia  pertama artinya, sebelum tenggelam dunia ini, yakni sebelum jaman Firaun.

Lulo Ngganda semula adalah menggunakan gendang-gendang tanah, setelah ini adalah gendang yang dasarnya dari pelepah daun, sekarang adalah kayu yang namanya poli’o. Lulo Ngganda dilaksanakan setiap setahun sekali sebagai upacara pesta tahunan yaitu satu tahun berlalu dan memohon kepada Allah SWT agar tahun berikutnya panen menghasilkan hasil yang lebih banyak. SK

 

Tags: headline

RECENT NEWS

  • BKSDA Sultra Lepasliarkan Seekor Monyet Endemik Pulau Buton
  • Kadin Dorong Pengusaha Sultra Kembangkan Bisnis Karbon
  • Kakanwil Kemenag Sultra Kunjungi Jamaah Haji Kloter 24-UPG Kota Kendari di Embarkasi Makassar
  • Kades Raih Penghargaan Anugerah Paralegal Justice Award

CATEGORIES

  • Bangun Negeri
  • Ekonomi & Bisnis
  • Environment
  • Footnote
  • Galery Foto
  • Historia
  • Hukum
  • Humaniora
  • Jelajah
  • Kilas Dunia
  • Kuliner
  • Kultur
  • Olah Raga
  • Opini
  • Pariwisata
  • Peristiwa
  • Piala Dunia
  • Politik
  • Porprov XIV Sultra
  • Semarak Ramadhan
  • Seputar Islam
  • Tak Berkategori
  • Teknologi
  • Tips & Trik
  • Tokoh
  • Video Pedia
  • Video Viral
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact Us

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • Historia
  • Humaniora
  • Environment
  • Kultur
  • Tokoh
  • Other Brand
    • Jelajah
    • Teknologi

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist