Advetorial

Sosialisasi Penerapan Integrated Farming System Pada Kawasan Pertanian dan Penandatanganan MoU Proyek Perubahan Barakati Sultra

×

Sosialisasi Penerapan Integrated Farming System Pada Kawasan Pertanian dan Penandatanganan MoU Proyek Perubahan Barakati Sultra

Sebarkan artikel ini

 

Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) Asrun Lio secara resmi membuka sosialisasi penerapan Integrated Farming System pada kawasan pertanian wawolemo provinsi Sultra sekaligus penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) proyek perubahan Barakati Sultra dan launching Sprinkle Penyiraman Otomatis (Teknologi Sederhana), bertempat di salah satu Hotel di Kendari, pada Rabu (15/11/2023).

Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) Asrun Lio secara resmi membuka sosialisasi penerapan Integrated Farming System pada kawasan pertanian wawolemo provinsi Sultra sekaligus penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) proyek perubahan Barakati Sultra dan launching Sprinkle Penyiraman Otomatis (Teknologi Sederhana), bertempat di salah satu Hotel di Kendari, pada Rabu (15/11/2023).

Diketahui, kata Barakati berasal dari bahasa Buton dan Muna yang berarti diberkati. Selain merupakan akronim dari bangun kawasan pertanian wawolemo untuk penguatan investasi, proyek perubahan Barakati Sultra merupakan sebuah harapan sekaligus doa-doa terbaik untuk Provinsi Sulawesi Tenggara yang aman, maju, sejahtera dan bermartabat.

Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) Asrun Lio memukul gong pertanda kegiatan sosialisasi penerapan Integrated Farming System pada kawasan pertanian wawolemo provinsi Sultra sekaligus penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) proyek perubahan Barakati Sultra dan launching Sprinkle Penyiraman Otomatis (Teknologi Sederhana), dimulai. Foto: Ist

Asrun Lio mengatakan, proyek perubahan Barakati Sultra direncanakan menggunakan konsep pertanian terpadu atau integrated farming system pada kawasan pertanian wawolemo Provinsi Sultra merupakan konsep yang mengintegrasikan beberapa jenis tanaman pangan dengan hijauan pakan ternak yang dikelola secara terpadu yang berorientasi ramah lingkungan di dalam satu lahan Kawasan Pertanian Wawolemo.

“Kegiatan proyek perubahan ini diharapkan untuk memperkuat ekonomi dan investasi daerah melalui menanam dan memproduksi tanaman pangan (sorgum dan jagung) serta memproduksi hijauan pakan ternak untuk kebutuhan ternak sapi,” terang Asrun Lio dalam sambutannya selaku mentor Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) II di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI.

Lulusan S3 The Australian National University of Canberra ini melanjutkan, proyek perubahan ini diharapkan meningkatkan kemampuan petani/peternak dalam pemanfaatan limbah tanaman pangan dan limbah ternak untuk pembuatan pupuk organik.

“Kemudian meningkatkan kapasitas petani/peternak terkait integrated farming system, bermitra dan berkolaborasi dengan stakeholder terkait, serta memperkenalkan dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produksi pertanian,” ujarnya.

Sesi foto bersama dikegiatan sosialisasi penerapan Integrated Farming System pada kawasan pertanian wawolemo provinsi Sultra. Foto: Ist

Asrun Lio menambahkan, beberapa strategi penyelesaian masalah yang dapat dilakukan, antara lain pada jangka pendek yakni pengorganisasian tim, pembentukan pokja pengelola kawasan, pembentukan kelompok tani/ternak, pelaksanaan sosialisasi integrated farming system, pemberdayaan kelompok tani/ternak melalui bimbingan teknis, proses budidaya tanaman (pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan) launching teknologi penyiraman otomatis dan MoU dengan stakeholder (SMK, pemerintah desa, perusahaan industry pengolahan pertanian/pertambangan), akademisi serta media.

“Sementara untuk jangka menengah yakni pengelolaan manajemen pembiayaan petani, pengembangan pemanfaatan pupuk organik dan pengembangan ranch wawolemo sebagai sarana edukasi. Sedangkan jangka panjang yakni pengembangan infrastruktur di kawasan ranch wawolemo, pengembangan pembibitan ternak sapi potong di kawasan ranch wawolemo dan pengembangan penggemukan ternak sapi potong di kawasan ranch wawolemo,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan peternakan (Kadistanak) Provinsi Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan, pihaknya selaku reformer memiliki mimpi agar pengelolaan kawasan pertanian Wawolemo dengan konsep integrated farming system ini dapat dilakukan secara baik dan bisa mensuplay pasokan makanan pada kawasan industri.

“Maka dapat meningkatkan ekonomi daerah serta dengan sendirinya dapat memberikan penguatan investasi di Sulawesi Tenggara,” tandasnya. (Adv-2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *