Kuliner

Senandung Sunyi Uwikoro

×

Senandung Sunyi Uwikoro

Sebarkan artikel ini

Menemukannya ibarat melempar dadu keberuntungan. Mencicipinya seperti meretas jalan sejarah, saat kunyahan terakhir serasa berada di masa perang kemerdekaan yang panjang
———————

Saya beruntung bisa mencicipi hidangan satu ini ketika bertandang ke pesisir. Kuliner langka yang (mungkin) tinggal sedikit orang yang masih mengolahnya. Tak salah para tetua bilang makanan ini hanya dikonsumsi di masa krisis pangan . Tapi jangan salah tempat yang saya datangi tidak sedang krisis, kehidupan warga di sana bisa dibilang makmur, cadangan kebutuhan nutrisi malah lebih besar di banding mereka yang hidup di daratan, meski begitu sebagian dari mereka masih setia dengan kuliner tradisionil ini.

Orang Tolaki menyebutnya wikoro alias ubi atau singkong hutan. Di Sulawesi Selatan mereka menyebut Sikapa, bitule di Gorontalo, gadu di Bima, iwi di Sumba, dan kapak (Sasak). Ubi hutan, biasa juga disebut gadung atau nama populernya Dioscorea hispida Dennst. Bentuknya bulat lonjong, mirip sirsak berwarna coklat muda, dengan bintik-bintik pada umbi.

Tumbuh di hutan dan menyimpan banyak racun di umbinya. Setelah diolah barulah jadi kuliner yang nikmat. menikmatinya dengan ikan bakar. Beberapa warga setempat masih mengolah wikoro dalam porsi kecil. Kita dapat menemukan dengan mudah di depan rumah penduduk yang dijemur di pinggir pantai.

Cara mengolah wikoro memang sedikit rumit. Warga harus mencarinya ke hutan. Wikoro hidup menjalar dan memiliki duri pada batangnya. Mengambilnya harus ekstra hati-hati sebab duri wikoro cukup tajam dan dapat melukai kulit. Setelah dikumpul wikoro kemudian dikupas dan dilakukan perendaman selama berhari-hari. Biasanya sampai satu minggu.

Setelah direndam umbi wikoro kemudian diparut dan dijemur di panas matahari. Gumpalan Wikoro yang sudah kering biasanya bisa bertahan hingga berbulan-bulan.

Dahulu, orang tolaki menyimpan wikoro dalam periode musim tanam padi, sebagai makanan alternative selain nasi dan sagu. Untuk dikonsumsi, Wikoro atau ubi hutan biasanya dimasak atau dikukus. Biasanya dihidangkan dalam kondisi hangat dan dicampur dengan parutan kelapa setengah tua.

Wikoro juga dapat diolah menjadi berbagai penganan atau kue yang dicampur dengan parutan kelapa dan gula merah. Nah, bagi kamu yang penasaran ingin merasakan sensasi kuliner wikoro dapat menikmatinya di Desa Namu sambil berwisata bersama keluarga tercinta. Sk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *