BAUBAU, suarakendari.com-
Deburan ombak yang tenang di Nirwana Buton Villa menjadi saksi sebuah momen penting pada Kamis siang (01/05/2025). Di tengah keindahan alam yang memukau, Wakil Wali Kota Baubau, Ir Wa Ode Hamsinah Bolu, M.Sc, dengan khidmat meluncurkan sebuah gerakan yang tak kalah pentingnya: gerakan anti Pebula.
Bagi masyarakat Wolio, “Pebula” bukan sekadar kata. Ia menyimpan makna mendalam tentang segala perilaku tercela dan memalukan yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan; korupsi yang menggerogoti kepercayaan, kekerasan seksual yang menghancurkan masa depan, perzinahan yang merobek harmoni keluarga, hingga narkotika yang merenggut nyawa dan harapan.
Ada kebanggaan tersendiri yang terpancar dari Wawali Wa Ode Hamsinah Bolu saat ia menyinggung kearifan lokal. Beliau mengingatkan bahwa jauh sebelum modernitas menyentuh Buton, para leluhur telah memiliki mekanisme peradilan yang secara khusus menangani “Pebula”. Sosok “Kenepulu” di zaman Kesultanan Buton adalah representasi hakim yang mengemban tugas mulia ini. Sebuah warisan nilai yang kini kembali digaungkan.
Lebih jauh, Wawali Hamsinah Bolu menyoroti betapa krusialnya menanamkan nilai-nilai anti Pebula sejak dini, terutama di lingkungan pendidikan. Baginya, pendidikan anti Pebula bukan hanya sekadar deretan materi pelajaran. Lebih dari itu, ia adalah fondasi untuk menumbuhkan karakter luhur pada anak-anak bangsa: kejujuran yang tak tergoyahkan, tanggung jawab yang diemban dengan sepenuh hati, dan kedisiplinan yang menjadi kompas dalam bertindak.
Lingkungan sekolah, diyakininya, memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk mental generasi penerus. Guru, sebagai garda terdepan pendidikan, memegang peranan sentral dalam menanamkan nilai-nilai ini kepada para siswa. Sebuah ajakan tulus pun terlontar: “Mari kita bersama-sama menjadi agen perubahan dalam memerangi pebula mulai dari lingkungan sekolah hingga masyarakat luas.”
Dengan nada penuh harap, beliau menyampaikan, “Semoga dengan peluncuran anti pebula kita dapat semakin sadar akan bahaya pebula dan bersama-sama membangun generasi bangsa yang bersih dari Pebula.” Sebuah cita-cita mulia yang digaungkan di tengah keindahan Nirwana, seolah alam pun turut merestui.
Ucapan terima kasih tak lupa disampaikan kepada Kepala Kejaksaan Negeri Kota Baubau dan Kapolres Kota Baubau atas dukungan dan kesediaan mereka menjadi narasumber dalam gerakan yang akan melakukan roadshow ke sekolah-sekolah dasar dan menengah pertama di Kota Baubau hingga akhir tahun 2025.
Apresiasi juga diberikan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau atas inisiatif mulia ini.
Peluncuran gerakan anti Pebula di Nirwana Buton Villa bukan sekadar seremonial. Ia adalah simbol dari tekad yang membara untuk melindungi generasi muda Baubau dari bahaya perilaku tercela.
Sebuah langkah konkret yang merangkul kearifan lokal dan semangat perubahan, demi masa depan yang lebih bersih dan bermartabat. Sentuhan Nirwana menjadi awal dari gelombang kebaikan yang diharapkan mampu menyebar ke seluruh penjuru Kota Baubau. SK