Historia

Sayonara Pantai Mayaria Kendari

×

Sayonara Pantai Mayaria Kendari

Sebarkan artikel ini

Pantai Mayaria di era 80 -90 an adalah idaman warga. Di akhir pekan pantai ini sangat padat pengunjung. Pasir putihnya yang melengkung bak alis seorang putri dan air laut yang jernih memanjakan setiap wisatawan yang hadir.

Tak hanya itu, pantai ini benar- benar pantai paling dekat dengan pusat kota sehingga terjangkau oleh khalayak ramai. Warga pun tidak perlu merogoh kocek yang besar untuk menikmati keindahan alam pantai. Keindahannya bisa dibilang menjadi magnet bagi kepariwisataan sulawesi tenggara kala itu.

Di dalam kawasan wisata mayaria, oleh pengelolanya, dibangun amenitas wisata atau sarana prasarana wisata serta wahana penginapan dan resto sehingga menambah daya tarik wisata pantai mayaria.

Sayangnya, jelang akhir 1990-an pantai mayaria mulai diterpa kasus sengketa lahan oleh sejumlah warga yang mengaku sebagai pemilik lahan. Kasus yang berlarut larut tersebut membuat obyek wisata kebanggan masyarakat kendari itu mati suri dan semakin lama semakin semrawut. Beberapa orang yang mengklaim pemilik lahan bahkan menutup paksa area wisata ini sehingga membuat pengunjung tak lagi berminat berwisata di maya ria.

Di tahun 2020 kejayaan wisata pantai mayaria akhirnya benar benar tamat alias hilang dari peta kepariwisataan Sulawesi Tengga seiring pembangunan jalan baru menuju wisata toronipa dikebut, jalan baru ini mengambil hampir seluruh bagian pantai mayaria dan pemerintah menimbun pantai dengan bebatuan untuk makadam jalan. Penimbunan menghilangakan sebagian besar jejak pantai pantai mayaria. Jika datang ke lokasi dipastikan kita tidak lagi melihat wujud asli pantai ini dan hanya melihat sisa pantai di ujung karang serta bekas bangunan cottage wisata saja.

Seperti diketahui, pantai mayaria terletak di Kecamatan Kendari sekitar ± 10 km ke arah timur pusat Kota Kendari. Di masa lalu, Mayaria adalah pantai yang indah dengan pasir putihnya yang landai sehingga selain berenang, wisatawan dapat mengadakan tour keliling perkampungan tradisional yang berada di sekitar pantai dengan menggunakan perahu sewaan.

Untuk wisatawan yang ingin bermalam, cottage anda. Selain penginapan dan cottage ditempat ini pula disediakan fasilitas pelengkap dan restoran. sk

Dokumentasi foto: Anton Ferdinan

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *