Hukum

Polres Baubau Komitmen Usut Tuntas Kasus Pencabulan Anak di Bawah Umur

×

Polres Baubau Komitmen Usut Tuntas Kasus Pencabulan Anak di Bawah Umur

Sebarkan artikel ini

Baubau, suarakendari.com – Kepolisian Resor (Polres) Baubau tetap berkomitmen mengusut tuntas kasus pencabulan anak di bawah umur yang terjadi di BTN Nirwana Residen, Kelurahan Labalawa, Kecamatan Betoambari, Kota Baubau.

Kapolres Baubau, AKBP Bungin Masokan Misalayuk melalui Kasat Reskrim Polres Baubau, Iptu Taufik Frida saat menggelar konfrensi pers mengatakan, kronologis singkat kejadian itu pada saat pelaku AP (19 Tahun) duduk di kelas 1 SMP yakni pada tahun 2018, pelaku sering nonton film porno.

Namun kemudian pelaku menghentikan kebiasaannya menonton film porno, hingga kemudian pada tahun 2021 teman yang pelaku kenal di Facebook mengirimkan ke pelaku video porno sehingga pelaku mulai sering bernafsu kembali.

“Sehingga akibat kebiasaan tersebut, timbul niat pelaku untuk melakukan pencabulan terhadap kedua korban yang merupakan adik dari pelaku sendiri,” kata Iptu Taufik Frida, pada media, Sabtu (11/32023).

Lanjut Taufik, pelaku melakukan aksinya pertama kali pada 3 Desember 2022 kepada adik korban berinisal berinisal AR, yang dilakukan di salah satu kamar tempat tinggal pelaku yang beralamat di BTN Nirwana Residence, Kelurahan Labalawa, Kecamatan Betoambari, Kota Baubau yang dilakukan sebanyak 3 kali dengan modus menidurkan terlebih dahulu kemudian melakukan pencabulan.

Kemudian pelaku juga melakukan pencabulan yang sama kepada adik kedua pelaku berinisial AS dengan motif yang sama yang dilakukan sebanyak 2 kali.

Mantan Kapolsek Pomalaa itu menjelaskan, aksi pelaku terungkap pada saat korban AR mengeluh sakit saat buang air kecil, kepada orang tua pelaku sehingga orangtua pelaku langsung mengecek kemaluan korban AR dan orang tua pelaku melihat kemaluan korban sudah robek.

“Kemudian Ibu korban yang sekaligus orang tua pelaku melaporkan hal itu ke Polres Bau bau,” ujarnya.

“Dalam penanganan kasus itu, Satreskrim Polres Bau-bau ditangani oleh Unit PPA, sehingga pemeriksaan dilakukan oleh seorang POLWAN hal ini permintaan serta kemauan dari pelaku, ada juga pihak dari keluarga korban serta Dinas Sosial setempat, serta dilakukan tanpa ada unsur Paksaan maupun Intimidasi apalagi unsur unsur Kekerasan,” tambah Taufik.

Setelah dilakukan penyidikan serta Interogasi pelaku mengakui perbuatannya.

“Atas pengakuan itu, serta bukti bukti lain berupa saksi serta petunjuk berupa HP dan bukti surat berupa VER, maka dilakukan penetapan tersangka yang melalui gelar perkara dan selanjutnya dilakukan penahanan
terhadap pelaku serta langsung diamankan di Polres Bau Bau,” imbuh Taufik.

Iptu Taufik mengungkapkan di tengah perjalanan penyidikan pelaku di keluarkan dari tahanan Polres Bau Bau atas permohonan penangguhan penahanan dari orang tua pelaku, namun dengan ditangguhkannya penahanan pelaku itu dari tahanan Polres Bau Bau tidak menjadikan proses penanganan menjadi berhenti, proses akan terus berlanjut hingga penyerahan ke kejaksaan ( P21).

Dalam jalannya proses penanganan kasus, diberikan pemeriksa tambahan kembali oleh penyidik dan pekerja sosial, pelapor dalam hal ini Ibu Korban sekaligus Ibu dari pelaku, tidak memberikan ruang dan waktu serta kesempatan (tidak kooperatif) kepada penyidik serta Pekerja sosial (Dinas Sosial) dalam hal memberikan keterangan untuk dilaksanakan asesmen anak terhadap kedua korban.

“Saat ini penyidik pembantu masih terus melengkapi petunjuk-petunjuk dari JPU guna kelengkapan berkas perkara,” pungkasnya. Ys

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *