• Home 1
  • Redaksi
Suarakendari.com
  • Home
  • Historia
  • Humaniora
  • Environment
  • Kultur
  • Tokoh
  • Other Brand
    • Jelajah
    • Teknologi
No Result
View All Result
  • Home
  • Historia
  • Humaniora
  • Environment
  • Kultur
  • Tokoh
  • Other Brand
    • Jelajah
    • Teknologi
No Result
View All Result
Suarakendari.com
No Result
View All Result
Home Environment

Perempuan dan Sampah di Bibir Teluk Kendari

Jika endapan ini tak tertangani diperkirakam dalam 10 tahun mendatang teluk kendari akan penuh tertutup sedimen

redaksi by redaksi
11 Februari 2021
in Environment
0
0
SHARES
480
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SINARIAH, nama perempuan muda itu. Tubuhnya yang kecil lagi kurus tak menghalanginya mendayung di atas sampan kecil menjelajahi teluk kendari, Sulawesi Tenggara, suatu Sabtu pagi di Medio Mei 2014 Silam. Bukan ikan, udang, mutiara atau kekayaan laut pada umumnya yang Ia cari melainkan sampah yang mengambang di laut yang dikumpul.

Ya, Sinaria adalah satu di antara warga di perkampungan miskin nelayan di Kampung Tanjung Perak, Kelurahan Petoaha, Kecamatan Abeli, Kota Kendari yang sejak beberapa tahun terakhir mencari penghidupan dari mengumpulkan sampah di laut. Hal yang tentu belum lazim, utamanya di kota lulo ini.

Pasalnya, selama ini kampung nelayan identik dengan penghasilan ikan, tidak demikian. Kampung yang dihuni masyarakat bajo pesisir ini justeru kini identik dengan kampung pemulung, sebab sebagain besar warganya, khususnya anak-anak dan orang tua lanjut usia, kini menjadi pemulung laut. Termasuk Sinaria.

Perempuan yang lahir dan besar di pesisir itu mungkin juga merasa lebih ”nyaman” dengan lingkungan laut ketimbang daratan. Pekerjaan tak ringan dan penuh tantangan itu terpaksa dilakoni Sinariah sejak sekitar tujuh tahun terakhir.

Apalagi sejak ditinggal pergi suaminya setahun silam. Ia bersama adiknya Sumiana, mau tidak mau harus bisa menghidupi diri sendiri. Itu terpaksa dilakoni karena untuk menjadi nelayan seperti kebanyakan warga khususnya lelaki di kampungnya, Sinariah tak punya keterampilan maupun peralatan. Apalagi Ia sama sekali tidak memiliki sumber penghidupan lain seperti warga lainnya yang memiliki areal rumput laut.

Sisi utara teluk kendari. foto: joss

Memulung di laut mulai dijalani Sinaria setelah melihat beberapa tetangganya yang lebih dulu melakukannya dan terbukti bisa memperoleh penghasilan tambahan lumayan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Peluang itu semakin besar karena setiap hari sampah selalu ”terhampar” di teluk.

Sampah-sampah itu merupakan buangan langsung dari warga yang beraktivitas di sepanjang teluk atau terbawa aliran sungai yang bermuara di sana. Maka, jadilah setiap hari Sinariah dan adiknya turun ke laut saat matahari mulai bersinar, sekitar pukul lima pagi. Ia menjelajahi teluk seluas 1236 hektar itu dengan sampan dayung sepanjang dua meter.

Bersama adiknya, mereka menyisir pesisir tempat dimana banyak sampah plastik terdampar. Kedua kakak beradik ini mengumpulkan sampak plastik yang terbawa oleh air pasang. Sampah plastik mereka muat ke dalam perahu kecil peninggalan kedua orang tuanya.

Dengan tangannya, Ia memunguti berbagai gelas kemasan air mineral, botol sampho, pecahan ember ataupun botol minuman kaleng yang mengambang di perairan. Satu per satu sampah berbahan plastic, logam, besi ataupun tembaga itu dinaikkan ke sampan.

Tidak seluruh sampah dipungut, melainkan hanya keempat macam bahan itu yang laku dijual. Untuk memenuhi sampan itu biasanya dibutuhkan waktu hingga tengah hari.

Sinaria mengaku dalam sehari, Ia bisa mengumpulkan sampah plastik sebanyak 10 kilogram yang dijual dengan harga 1500 rupiah perkilogramnya kepada seorang kerabat yang kebetulan menjadi pengumpul barang bekas di desanya.

Atas jerih payah dan usaha kerasnya itu, Sinaria bisa memperoleh uang bervariasi dari Rp 5000 hingga Rp.20.000 untuk sekali memulung. Jika masih ada sisa tenaga, Sinariah bisa melanjutkan lagi memulung pada sore hari.

Degradasi Ekosistem Teluk

Di satu sisi, apa yang dilakukan para pemulung laut itu telah turut membantu mengurangi permasalahan sampah di Teluk Kendari. Namun di sisi lain, Sinariah merasa miris dengan kenyataan bahwa sudah sedemikian besarnya masalah lingkungan hidup yang kini mengalami degradasi ekosistem yang hebat di teluk kendari, sehingga memunculkan fenomena pemulung laut tersebut.

Diperkirakan endapan sampah di teluk kendari saat ini telah mencapai 54 juta meter kubik atau 70 persen dari kapasitas tampung maksimal teluk. Jika endapan ini tak tertangani diperkirakam dalam 10 tahun mendatang teluk akan penuh tertutup sedimen. Endapan setara dengan muatan sekitar 10 juta truk pasir itu sebagian besar disumbang sedimentasi alami dari sungai-sungai yang bermuara di teluk. Namun limbah rumah tangga dan berbagai macam sampah tak bisa disangkal juga turut menyumbang kerusakan.

Bagi warga, sampah-sampah itu nyatanya telah menjadi berkah tersendiri. Berkah yang membantu mereka untuk bisa sekadar bertahan dari getirnya kemiskinan. TM

Tags: teluk kendari

RECENT NEWS

  • Kota Baubau Raih Prestasi Terbanyak Inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal
  • Nestapa Nasib Warga Waturambaha
  • Polda Sultra Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Momentum Personel Teladani Rasulullah
  • Meneladani Akhlak Rasulullah SAW, Satbrimob Polda Sultra Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H

CATEGORIES

  • Bangun Negeri
  • Ekonomi & Bisnis
  • Environment
  • Footnote
  • Galery Foto
  • Historia
  • Hukum
  • Humaniora
  • Jelajah
  • Kilas Dunia
  • Kuliner
  • Kultur
  • Olah Raga
  • Opini
  • Pariwisata
  • Peristiwa
  • Piala Dunia
  • Politik
  • Porprov XIV Sultra
  • Semarak Ramadhan
  • Seputar Islam
  • Tak Berkategori
  • Teknologi
  • Tips & Trik
  • Tokoh
  • Video Pedia
  • Video Viral
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact Us

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • Historia
  • Humaniora
  • Environment
  • Kultur
  • Tokoh
  • Other Brand
    • Jelajah
    • Teknologi

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

error: Content is protected !!