Dalam mendukung ketahanan pangan, Kementerian PUPR membangun 3 bendungan di Sulawesi Tenggara. Salah satunya adalah Bendungan Ladongi yang berada di Kabupaten Kolaka Timur.
Bendungan ini direncanakan akan memiliki kapasitas sebesar 25.57M³ diharapkan dapat mengairi lahan seluas 7424 Ha, mengurangi debit banjir sebesar 142 M³/detik, menyediakan pasokan air baku sebesar 0,08 M³/detik, dan menghasilkan listrik sebesar 1,15 MW.
“Selain berfungsi untuk menjaga ketahanan pangan dan penampungan air, Bendungan Landongi juga dapat digunakan sebagai pembangkit listrik, pengendali banjir, dan berpotensi menjadi destinasi wisata baru,”demikian informasi yang dirilis KemenPURR.
Proges bendungan tersebut saat ini 90,18% dan akan rampung pada akhir tahun 2021, sehingga diharapkan produktivitas lahan pertanian meningkat dan pendapatan petani lebih besar dalam satu tahun.
Untuk membangun bendungan Ladongi pemerintah menggelontorkan anggaran sebesar Rp.844 miliar bersumber dari dana APBN dikerjakan oleh Kentrian PURR.
Selain bendungan Ladongi dua bendungan lain kini tengah dibangun, masing-masing; bendungan pelosika di Kolaka Timur dan Bendungan Ameroro di Kabupaten Konawe.
Menteri PURR, Basuki menjelaskan pembangunan tiga bendungan ini merupakan pendekatan strukturan dengan membangun infrastruktur fisik serta merehabilitasi daerah aliran sungai konaweeha sebagai langkah mencegah bencana banjir. Berikut kapasitas tampung ke tiga bendungan tersebut; Untuk bendungan Ladongi memiliki kapasitas tampun 45,9 juta meter kubik, sementara bendungan Ameroro sendiri memiliki kapasitas tampung 55,1 juta meter kubik dan Bendungan Pelosika memiliki kapasitas tampung 822 juta meter kubik.
