Humaniora

Meraup Cuan dari Bertani Pepaya Kalifornia

×

Meraup Cuan dari Bertani Pepaya Kalifornia

Sebarkan artikel ini

Di atas lahan seluas 3,5 Hektar, Sugeng (56 tahun) menyulap lahan gersang menjadi kebun pepaya kalifornia. Dimana sebelumnya lahan tersebut pernah ditanami kangkung cabut selama hampir 10 tahun. Belakangan harga kangkung anjlok Sugeng pun beralih menanam pepaya kalifornia.

“Sebenarnya iseng saja, karena nanam kangkung panennya gak jelas penghasilannya akhirnya saya nanam pepaya saja,”ungkap pria parubaya ini.

Bibit pepaya diperoleh Sugeng dari seorang kawannya sesama petani, Ia pun mulai mempelajari sistem tanam dan perawatan tanaman pepaya khususnya pepaya kalifornia. “Ya, ilmunya didapat dari belajar sendiri, dan ternyata berhasil,”ujarnya.

Mula-mula Sugeng menanam pepaya di lahan seluas satu hektar, setelah melihat tanaman berhasil Ia pun menggarap lahan tambahan hingga seluruhnya mencapai 3,5 Hektar dengan jumlah keseluruhan tanaman sekitar 1000 pohon.

Bagi Sugeng berkebun pepaya jauh lebih mudah dibanding bertani sayuran, yang ongkos produksinya jauh lebih besar dan membutuhkan banyak tenaga atau buruh tani.Sementara berkebun pepaya buruh yang digunakan hanya maksimal 2 orang saja.

Pun demikian dengan proses perawatan tanaman, perawatan pepaya terbilang lebih mudah karena tidak perlu disemprot, tak seperti padi sawah atau palawija dimana petani harus tiap saat datang mengamati perkembangan tanaman.

“Pokoknya nanam pepaya itu lebih mudah dan efisien dibanding nanam sayuran,”kata Sugeng.

Usia produktif pepaya kalifornia diperkirakan hingga 3 tahun lamanya dan pada masa itu, buah pepaya akan terus ada dan di panen setiap 5 hari.

Cerita panen, Sugeng telah menikmati hasil kebunnya.

Pernah sugeng ditawari uang sebesar 125 juta dari pembeli yang datang memborong seluruh buah pepaya miliknya selama usia produksi pepaya, namun ditolak Sugeng. “Kalo saya pegang uang itu, maka saya hanya menikmati sekali saja, tetapi kalo saya panen per tiga hari itu lebih menguntungkan dari segi harga,”urainya.

Harga per kilo gram pepaya dibandrol Sugeng dengan harga 5000 rupiah. Jika di kali 1000 biji maka keuntungan diperoleh sekitar 5 juta rupiah sekali panen. Sementara setiap satu pohon pepaya mampu menghasilkan buah antara 50 -100 biji pepaya. “Dari situ kita bisa hitung keuntungan yang bisa diperoleh,”jelasnya.

Terkendala Pupuk

Meski demikian, Sugeng mengaku membudidaya pepaya tetap membutuhkan penanganan intensif terutama soal kegiatan pemupukan tanaman yang harus terus dilakukan secara teratur setiap sebulan sekali. Rutinitas pemupukan dilakukan demi menjaga kesuburan tanah.

“Terus terang pupuk sangat kami butuhkan agar tanah tetap subur dan tanaman pepaya tetap produktif,”ungkap Sugeng.

Saat pupuk bersubsidi sangat langka di pasaran membuat petani kesulitan mendapatkan pasokan pupuk,
sementara pipuk non subsidi yang beredar di pasaran harganya lebih mahal. “Karena itu Kami berharap pemerintah dapat mencari solusi buat petani agar dapat memperoleh pupuk bersubsidi secara teratur,”jelasnya. Sk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *