Environment

Menjaga Semangat Kelompok Tani Hutan Tipulu

×

Menjaga Semangat Kelompok Tani Hutan Tipulu

Sebarkan artikel ini

Perjalanan terhenti saat melewati hamparan kebun lada yang bersebelahan dengan perkebunan cengkeh di bukit Tahura Nipanipa. Di wilayah Kelurahan Tipulu, Punggaloba hingga Alapae setidaknya ada sekitar seratusan hektar kebun lada yang seluruhnya sudah berbuah. Kebun lada ini milik petani yang terhimpun dalam Kelompok Tani Pelestari Hutan (KTPH).

Pembentukan Kelompok Tani ini, sebagai salah satu dari sekitar 16 kelompok tani yang ada di Tahura Nipa-nipa Kecamatan Kendari Barat.

Seperti halnya kelompok tani lain di Tahura Nipanipa, Kelompok Tani Tipulu punya cerita panjang dalam menghimpun diri. Tepatnya tahun 202 silam, sebagian warga di Kelurahan Tipulu, Kota Kendari mulai kembali membuka lahan di kawasan yang selama ini diklaim sebagai hutan konservasi.

Awalnya, mereka yang benar-benar mau berkebun masih dihitung jari atau secara perorangan saja, namun berjalan dua tahun jumlahnya semakin bertambah hingga kemudian mereka mulai berhimpuni. Apalagi di wilayah kelurahan lain kelompok-kelompok tani mulai terbentuk, jadilah warga Tipulu yang umumnya masih memiliki pertalian kekerabatan sepakat membentuk kelompok tani, yang diinisasi satu lembaga swadaya masyarakat dan Dinas Kehutanan Provinsi Sultra.

Aneka jenis tanaman jangka pendek hingga tanaman jangka panjang memenuhi tanah perkebunan. Mereka juga membangun rumah kebun untuk istrahat sekalgus menjaga tanaman mereka dari serangan hama.

Wais salah satu anggota kelompok tani hutan tipulu mengaku memanfaatkan lahan tahura dengan menanam cengkeh dan tanaman jangka pendek lain. “Alhamdulillah tanaman cengkeh tumbuh subur, jumlah ada sekitar 300 pohon di lahan sekitar 1 hektar,” katanyanya.

Sekian lama tak berkunjung, saya berkesempatan kembali mencumbu alam di Bukit Nipanipa. Bukan saja mengobati kerinduan memadang cantiknya teluk dan hutan mangrove di ketinggian Saat menuruni bukit, tapi mengejar pemandangan spektakuler dari jutaan butir air yang jatuh dari langit dan menghujam kanopi hutan kota. Dan benar saja, dari ketinggian rinai hujan nampak begitu rapat, hingga membuat barisan gunung di sisi selatan teluk Kendari menjadi buram menghalangi pandangan. Sk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *