Ekonomi & Bisnis

Melirik Potensi Komoditi Nilam di Konsel

×

Melirik Potensi Komoditi Nilam di Konsel

Sebarkan artikel ini

Konsel suarakendari.com-Tanaman Nilam kini tengah menjadi primadona bagi petani di Sulawesi Tenggara. Betapa tidak, tanaman bernilai ekonomi tinggi ini telah menggeser dominasi tanaman kakao yang selama ini menjadi tanaman unggulan petani. Para petani disejumlah kabupaten di Sultra kini berlomba-lomba membudidayakan tanaman nilam

Petani di Kabupaten Konawe Selatan misalnya, membudidayakan secara besar-besaran tanaman nilam, selayaknya tanaman kakao. Selain bibit yang mudah diperoleh, tanaman nilam juga tergolong tanaman yang mudah tumbuh. Selain itu, tana,man nilam dapat tumbuh sebagai tanaman sela, dengan memanfaatkan lahan kosong diantara tanaman produktif lainnya.

Bentuk tanaman nilam sendiri menyerupai tanaman bunga yang menebarkan aroma wangi dan dikenal sebagai bahan dasar pembuatan parfum. Minyak nilam memberikan sumbangan cukup besar dalam penghasil devisa Negara di antara minyak atsiri lainnya kini

Hasanuddin, salah satu petani yang mengembangkan tanaman nilam mengungkapkan jika tanaman nilam tersebut saat ini merupakan tanaman alternatif yang menopang ekonomi petani dengan hasil produksi yang cukup baik, setelah menurunnya produktifitas kakao. “Harga jual nilam di pasaran lumayan baik, jadi tanaman ini cukup prospek untuk dikembangkan,”katanya. Dipasaran saat ini, daun kering atau minyak nilam kini seharga Rp 450 ribu perkilogram.

Menurut Hasanuddin, perkembangan dan pertumbuhan tanaman nilam sangatlah baik karena masa panen yang relative terjangkau. Untuk panen pertama, membutuhkan waktu enam bulan. Setelah itu, nilam yang sudah dipanen akan kembali bertunas. Biasanya tunas baru akan kembali subur hanya dalam waktu tiga bulan dan petani dapat kembali memanen. “Pada periode panen kedua ini hasil panen jauh lebih banyak,”katanya.

Jika di bandingkan dengan tanaman budidaya lainnya, tanaman nilam ini cukup mudah proses budidayanya. Bibitnya di ambil dari pucuk tanaman yang telah berumur dua bulan ke atas, dan perawatannya pun tidak memakan biaya yang banyak.

Budidaya nilam khususnya di desa sangatlah membantu perekonomian warganya, Budidaya nilam inipun dapat dilakukan secara tumpang sari maupun di tanami terpisah dengan tanaman yang lainnya

Sayang, pemerintah daerah konawe selatan belum banyak memberikan apresiasi bagi para petani, terutama dalam memberikan bantuan bibit nilam dan bantuan pabrik penyulingan nilam. Hal ini berbeda dengan apresiasi dari pemerintah kabupaten kolaka utara yang telah memberikan bantuan pabrik pada para petani. Selain bantuan dari pemerintah daerah juga telah banyak pabrik penyulingan yang di adakan sendiri oleh petani maupun pengusaha yang jumlah keseluruhannya telah mencapai angka di atas 15 unit.

Di Kolaka Utara tanaman nilam tersebar hamper di seluruh kecamatan. Namun sentra terbesar tanaman nilam berada di Kecamatan Katoi, Kodeoha, Ngapa dan Tiwu. Sedangkan di Kecamatan lain baru dalam tahap pengembangan budidaya. Sk

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *