Sabtu, April 17, 2021
Trust & Independent
NEWSLETTER
No Result
View All Result
  • Home
  • Historia
  • Humaniora
  • Environment
  • Kultur
  • Tokoh
  • Other Brand
    • Jelajah
    • Teknologi
Suarakendari.com
  • Home
  • Historia
  • Humaniora
  • Environment
  • Kultur
  • Tokoh
  • Other Brand
    • Jelajah
    • Teknologi
No Result
View All Result
Suarakendari.com
No Result
View All Result
Home Environment

Konflik Buaya dan Manusia di Teluk Kolono

redaksi by redaksi
1 April 2021
in Environment
0

Teriakan warga menggema saat seekor buaya berhasil ditangkap hidup hidup.  Warga pun saling berdesakan ingin menyaksikan hewan yang dianggap meresahkan itu dari jarak dekat. Ada yang mengabadikan telpon genggam ada pula yang mencoba memegang langsung tubuh hewan yang sudah diikat kuat itu. Berbeda dengan para ibu-ibu yang memilih menyaksikan dari jarak yang jauh. “Saya takut mendekat,”kata Nuriyani, ibu rumah tangga.

Teluk kolono. foto: Joss

Kisah buaya masuk perairan laut teluk kolono memang sudah santer terdengar, apalagi hewan ganas ini kerap terlihat di perairan laut desa lambangi, karena itu pula  uaya dengan panjang tujuh meter itu sudah lama diincar warga untuk di tangkap.

 

“Sudah hampir setahun buaya ini selalu terlihat di sini (laut, Red), bahkan sudah melaporkan ke pemerintah dan aparat berwajib, tapi tidak ada yang berani menangkap ”kata Agung, warga.

Tentu saja kehadirannya membuat nelayan keder, sebagian mereka bahkan memilih  libur beraktifitas di laut sejak kabar dua warga menjadi korban si buaya, keduanya diterkam saat tengah turun melaut. “Karena terlambat ditolong membuat korban mengalami pendarahan hebat dan akhirnya meninggal dunia,”kata Agung.

RELATED POST

Monitoring Burung di Pulau Sawa di Taman Nasional Wakatobi

Melindungi Aroweli yang Langka

Barulah saat petugas balai koservasi sumber daya alam (BKSDA) hadir buaya yang diduga berasal dari muara sungai Awunio ini akhirnya bisa diamankan Oktober 2020 lalu.

“Buaya jantan ini ditangkap 5 Oktober 2020, sekitar pukul 07.00 WITA usai terjerat di sebuah bagan milik warga,”ungkap La Ode Kaida, Kasi Konservasi Wilayah II BKSDA Sultra

Saat tertangkap  berapa warga buru buru mengikat dan memindahkan buaya itu ke tempat yang lebih lapang. Tertangkapnya ‘sang dokter  gigi’ tentu  bukan akhir dari menghilangnya buaya di kawasan ini, karena warga meyakini masih ada beberapa ekor alligator lagi di kawasan ini yang masih hidup.

“Berdasarkan laporan masyarakat bahwa selama tiga bulan terakhir ini, buaya ini muncul di Desa Lambangi dan ini meresahkan warga. Buaya muara ini muncul di sekitar dermaga,”katanya.

Setelah berhasil menangkap buaya berukuran 3,8 meter dengan lebar 60 centimeter, warga memudian melaporkannya ke Resor Konservasi Sumber Daya Alam II Kabupaten Konawe Selatan.

Konflik buaya dan manusia  dari waktu ke waktu telah menjadi masalah baru di perairan teluk kolono, seiring makin berkembangnya populasi buaya di kawasan ini.  Salah satu faktor penyebab buaya ke laut diduga karena makin maraknya aktifitas alih fungsi kawasan hutan mangrove di sekitar perairan teluk kolono.

Beberapa warga dan perusahaan perikanan mulai merambah kawasan untuk membuat tambak udang dan ikan bandeng. “Saya kirai ni menjadi penyebab utama  buaya masuk laut, karena habitat hidup mereka di muara sudah diambil alih manusia untuk kegiatan usaha tambak,”kata Harudin, warga lambangi.

Selain untuk kebutuhan tambak, pohon mangrove yang ditebang  juga untuk memenuhi kebutuhan ramuan rumah dan kayu bakar.  Kondisi ini membuat sang alligator terusik, buaya yang semula hanya berada di muara sungai, kini memasuki kawasan perairan laut karena habitatnya dirusak.

 

Minimnya pengawasan dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kawasan muara dan hutan mangrove menjadi problem sehingga masyarakat seenaknya saja menebang.

ShareTweetPin

Related Posts

Monitoring Burung di Pulau Sawa di  Taman Nasional Wakatobi
Environment

Monitoring Burung di Pulau Sawa di Taman Nasional Wakatobi

7 April 2021
Jejak Lampau Tanah Pewutaa
Environment

Melindungi Aroweli yang Langka

31 Maret 2021
Berharap Membaiknya Biodiversity Laut Pomalaa
Environment

Berharap Membaiknya Biodiversity Laut Pomalaa

25 Maret 2021
Jejak Lampau Tanah Pewutaa
Environment

Menjaga Hulu Demi Warga di Hilir

18 Maret 2021
Merawat Sungai Merawat Kehidupan
Environment

Merawat Sungai Merawat Kehidupan

12 Maret 2021
Problem Sampah dan Dampak Reklamasi Teluk Kendari
Environment

Problem Sampah dan Dampak Reklamasi Teluk Kendari

3 Maret 2021

ABOUT US

Suspendisse mollis interdum magna eget laoreet. Quisque vitae accumsan lacus. Vivamus auctor, nibh in cursus faucibus, tortor felis gravida sem, at fringilla mi felis eget justo.

Follow us

RECENT NEWS

  • Berbagai Tradisi Etnis di Sultra Menyambut Ramadhan
  • Puuwulu, Desa Warga Maluku di Wawonii
  • Peran Penting Tolea Pabitara di Adat Tolaki
  • Mengenal Sistem Perladangan Suku Tolaki

CATEGORIES

  • Environment
  • Footnote
  • Historia
  • Humaniora
  • Jelajah
  • Kultur
  • Tak Berkategori
  • Teknologi
  • Tokoh
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact Us

© 2021 Suarakendari.com - Trust & Independent.

No Result
View All Result
  • Home
  • Historia
  • Humaniora
  • Environment
  • Kultur
  • Tokoh
  • Other Brand
    • Jelajah
    • Teknologi

© 2021 Suarakendari.com - Trust & Independent.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist