Humaniora

Kisah Anak Kuli Bangunan di Kota Kendari Jadi Anggota Polri

×

Kisah Anak Kuli Bangunan di Kota Kendari Jadi Anggota Polri

Sebarkan artikel ini
Kedua orang tua Tito tidak berhenti menangis dan memeluk erat putranya. Foto Istimewah

Kendari, suarakendari.com- Tangis haru dirasakan kedua orang tua Tito Prasetya, setelah dirinya dinyatakan lulus dalam wisuda calon anggota Polri di Sekolah Polisi Negara (SPN) Anggotoa, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Kamis (21/12/2023).

Tito Prasetyo salah satu peserta yang beruntung lolos dalam penerimaan anggota Polri 2023 di Polda Sultra, dari ribuan pendaftar.

Tito berasal bukan dari kalangan orang yang mampu. Kedua orang tuannya sehari-hari hanya bekerja sebagai kuli bangunan di Kota Kendari.

Namun berkat kegigihan dan semangatnya, Tito berhasil lulus pada seleksi penerimaan Polri secara murni tanpa ada bantuan dari orang lain yang biasa disebut istilah “Calo”.

Kini Tito berhasil membuktikan, bahwa ia lulus dan dalam waktu yang tidak lama lagi akan resmi menyandang anggota Polri dengan pangkat Brigadir Dua (Bripda).

Kedua orang tua Tito pun awalnya tidak pernah menyangka, bahwa dia ternyata bisa lulus tes Polri. Sempat merasa pesimis, karena merasa berasal dari orang yang tidak berada.

Beberapa bulan sudah Tito menjalani masa pendidikan di SPN Anggotoa Kabupaten Konawe. Kedua orang tua Tito sudah tidak sabar ingin bertemu dengan anak kebanggaanya itu.

Hal itu dia ungkapkan, saat beberapa personel dari Bagdalpers Polda Sultra menemui kedua orang tua Tito di kediamannya di Kota Kendari.

Kondisi rumah kedua orang tua Tito sangat sederhana hanya terbuat dari papan beratapkan dari seng yang nampak sudah berkarat. Tidak hanya itu saja, bahkan ruang tamu terpaksa harus dijadikan sebagai tempat tidur karena ukuran rumahnya yang sempit.

Kedua orang Tua Tito sempat kaget melihat kedatangan beberapa orang anggota Polisi di rumahnya. Ternyata, anggota Polisi tersebut merupakan Personel Bagdalpers Polda Sultra yang membina dan melatih Tito selama menjalani masa pendidikan di SPN Anggotoa.

Saat berbicara kepada personel Bagdalpers Polda Sultra, ibu Tito sangat berharap ingin melihat anaknya lagi setelah beberapa bulan tidak terpisah. Sebab, kata ibunya ia sudah terbiasa tidak pernah jauh dari anaknya dari kecil hingga dia tamat dari bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Suasana berubah seketika, orang tua Tito sontak kaget dan air matanya tumpah tiba-tiba putra kesayangannya muncul dengan seragam lengkap Casis Polri.

Kedua orang tua Tito tidak berhenti menangis dan memeluk erat putranya, setelah sekian lama terpisah karena sedang menjalani masa pendidikan calon anggota Polri di SPN Anggotoa.

Rupanya Tito sudah sejak lama ingin pulang ke rumah untuk bertemu kedua orang tuanya atas izin pembinanya di SPN. Namun Tito tidak dapat berbuat banyak, ia terpaksa menahan rasa rindunya untuk pulang karena tidak memiliki uang.

Ibu Tito juga terpaksa harus melarang anaknya untuk pulang, karena tidak ingin diketahui jika ayahnya sedang sakit keras. Hal itu terpaksa dilakukan oleh Ibunya karena tidak mau menjadi beban pikiran Tito yang dapat mengganggu konsentrasinya selama pendidikan,

Namun pertemuan itu hanya berlangsung singkat, Tito harus kembali ke SPN untuk melanjutkan pendidikan yang masih tersisa beberapa bulan lagi. Namun demikian, kerinduan orang tua Tito sedikit sudah terobati meski hanya bertemu dengan putranya secara singkat.

Kedua orang tua Tito tidak kuasa menahan air matanya harus kembali melihat putranya itu pergi melanjutkan pendidikan. Kedua orang tua Tito sangat berterima kasih kepada Personel Bagdalpers Polda Sultra yang telah memberi kesempatan mempertemukan dengan putranya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *