• Home 1
  • Redaksi
Suarakendari.com
  • Home
  • Historia
  • Humaniora
  • Environment
  • Kultur
  • Tokoh
  • Other Brand
    • Jelajah
    • Teknologi
No Result
View All Result
  • Home
  • Historia
  • Humaniora
  • Environment
  • Kultur
  • Tokoh
  • Other Brand
    • Jelajah
    • Teknologi
No Result
View All Result
Suarakendari.com
No Result
View All Result
Home Environment

Hidup Mati di Hutan Mangrove Lanowulu

redaksi by redaksi
15 September 2022
in Environment
0
0
SHARES
30
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Merasakan denyut kehidupan di kampung nelayan tradisional Lanowulu, di Taman Nasional Rwa Aopa Watumohai (TNRAW), tepatnya perbatasan Konawe Selatan dan Bombana. Kampung yang dihuni kurang lebih 20 KK ini telah lama ada, warga berdiam di kawasan ini untuk menjaga sekaligus memanfaatkan sumber daya hayati di kawasan hutan mangrove lanowulu.

Mereka berdiam dalam ekosisytem mangrove yang terdapat 10 muara sungai yang menjadi lokasi perkampungan tradisional di atas air suku bugis. Mereka hidup dengan kondisi yang serba tradisional dan alami. Pada umumnya mereka bekerja sebagai nelayan tangkap tradisional, dimana mencari ikan, kepiting, udang dan kerang-keraangan merupakan kegiatan rutin mereka sehari-hari. Mereka hidup bergatung pada kemurahan alam dan menjaganya dengan baik tanpa menggunakan alat alat yang merusak.

Alat tangkap yang mereka gunakan adalah togo untuk menangkap udang ribbon (balaceng, dalam bahasa bugis) sebagai bahan baku pembuatan terasi, bubu untuk menangkap kepiting bakau dan kepitiing rajungan, sero serta jaring konvensional untuk menangkap udang putih dan berbagai jenis ikan muara.

Dalam operasional alat tangkap, mereka sangat patuh terhadap aturan adat tradisional yang tidak tertulis yang sesuai dengan kaidah-kaidah konvensional. Selain itu mereka gigih dalam melestarikan serta melindungi hutan bakau karena mereka sangat sadar bahwa kelestarian hutan bakaau adalaah harapan bagi mereka.

Keindahan panorama alam hutan bakau dengan kondisi yang masih alami dan lebat dengan zonasi yang teratus rapi secara alami, juga beberapa tappareng atau rawa payau dengan luasan 1 sampai 4 hektar main menambah keindahan dan ke khasan ekosistem mangrove.

#pesonaTNRAW #lanowuluIndonesia #jurnalistrip

Tags: suara kendariSuara lingkungan

RECENT NEWS

  • Sukseskan Sensus Pertanian, Bupati Koltim Diganjar Penghargaan
  • DIPA dan TKD TA 2024 Diserahkan Secara Digital, Pj Gubernur Ingatkan Kembali Arahan Presiden
  • Ganjar Sarankan UMKM di Kendari Masuk E-Katalog Lokal Biar Bisa Naik Kelas
  • Pembukaan Gelar Operasional Polda Sultra Tahun 2023

CATEGORIES

  • Advetorial
  • Bangun Negeri
  • Ekonomi & Bisnis
  • Environment
  • Footnote
  • Galery Foto
  • Historia
  • Hukum
  • Humaniora
  • Jelajah
  • Kilas Dunia
  • Kuliner
  • Kultur
  • Olah Raga
  • Opini
  • Pariwisata
  • Pemilu 2024
  • Peristiwa
  • Piala Dunia
  • Politik
  • Porprov XIV Sultra
  • Semarak Ramadhan
  • Seputar Islam
  • Tak Berkategori
  • Teknologi
  • Tips & Trik
  • Tokoh
  • Video Pedia
  • Video Viral
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact Us

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • Historia
  • Humaniora
  • Environment
  • Kultur
  • Tokoh
  • Other Brand
    • Jelajah
    • Teknologi

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

error: Content is protected !!