Humaniora

Hari Perempuan di Tengah Kelangkaan Minyak Goreng

×

Hari Perempuan di Tengah Kelangkaan Minyak Goreng

Sebarkan artikel ini

Di saat dunia dilanda ketidakpastian dan manusia dihentak bencana, pandemi, bahkan perang, kita menyaksikan perempuan-perempuan yang menjadi penyelamat dan penuh daya. Mereka berjuang dan berprestasi di berbagai palagan, dari bidang ekonomi, kesehatan, sosial, sampai politik. Demikian petikan ucapan selamat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di laman Facebooknya memperingati Hari Perempuan Internasional yang jatuh hari ini.

Hari Perempuan Internasional dirayakan pada tanggal 8 Maret setiap tahunnya. Hari Perempuan Internasional pertama kali dirayakan pada tanggal 28 Februari 1909 di New York dan diselenggarakan oleh Partai Sosialis Amerika

Tahun 2022 ini, perempuan seluruh dunia merayakan pencapaian perempuan  di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik.Selama ini, perempuan dari berbagai latar sosial budayanya selalu memiliki bias, stereotip, dan diskriminasi. Akibatnya, kesetaraan gender sulit untuk dicapai.

Sayangnya, pada saat yang sama, perempuan di Indonesia diperhadapkan dengan situasi ekonomi yang carut marut menyusul hilangnya minyak goreng di pasaran. Dan situasi.ini sudah menginjak bulan ke dua rakyat khususnya ibu ibu dibuat tak berdaya dan terus menjadi beban pikiran kaum perempuan.

Mariani misalnya harus mengantri minyak goreng dalam pasar murah yang di gelar Perum Bulog Sultra dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis (3/32022) lalu.

Di sana, ratusan orang juga sudah menanti di depan pagar. Saat pagar dibuka, warga yang dominasi ibu ibu berhamburan masuk dan saling berkejaran menuju loket pembelian minyak goreng yang baru saja dibuka petugas.

Meski pembelian khusus minyak goreng dibatasi 3 bungkus per orang, dengan harga Rp.12.150 per 900 mili liter, namun tak menghentikan warga untuk antri, mengular.

“Karena panjangnya antrian, saya baru dapat giliran sekitar jam 9 pagi,”kata Mariani.

Mariani hanya bisa berharap pemerintah segera menstabilkan ketersediaan minyak goreng sehingga warga tidak perlu mengantri berjam-jam hanya untuk mendapatkan jatah 1 liter minyak goreng.

Kelangkaan minyak goreng.membuat warga muak meminta pemerintah untuk segera mengatasi kelangkaan.  “Kami sudah lelah dengan kelangkaan ini (minyak goreng, red), sebaiknya pemerintah segera mengatasinya.”kata Murniati, ibu rumah tangga di Kota Kendari.

Kekecewaan Murniati, bukan tak beralasan, sebab, sejak dua bulan belakangan minyak goreng terus menerus menghilang di pasaran sehingga membuat dirinya berkeliling mencari stok minyak goreng.

“Di swalayan, warung kecil hingga pasar tradisional semua kosong stok minyak goreng. Kalau pun ada harganya sudah dinaikkan berkali lipat dari haega eceran tertinggi,”ujarnya kesal.

Ia menduga kalau stok minyak goreng di kota ini masih cukup banyak, namun disembunyikan oleh para penimbun minyak goreng, “buktinya masihnada juga yang jual terbatas tapi dengan harga yang sudah dinaikkan,”ujarnya.

Sementara pemerintah daerah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tenggara mengultimatum akan memidanakan para pelaku penimbunan minyak goreng, termasuk para distributor jika berani menahan atau melakukan penimbunan stok minyak goreng.

Pemerintah nampaknya harus menggelar pasar murah menyusul makin langkanya minyak goreng di pasaran, khususnya di kota kendari. Karenanya, dalam pasar murah, disediakan beberapa kebutuhan pokok, seperti minyak goreng, gula dan terigu. Namun pemerintah tak mengira jika pasar murah yang mereka buka akan mengundang kerumunan besar hingga mengabaikan protokol kesehatan. Padahal di waktu yang sama pandemi belum berakhir dan Kota Kendari masih berada dalam Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3. Sk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *