Opini

Dr. Rasman, Romantisme Karir, dan Ingatan Bekerja Bersama

×

Dr. Rasman, Romantisme Karir, dan Ingatan Bekerja Bersama

Sebarkan artikel ini
Dr. Muh. Rasman, S.P., M.Si, Pj.Wali Kota Baubau

TERASA ada yang berbeda digelaran peringatan ulang tahun Kota Baubau di tahun 2023 ini, yakni semangat baru dengan kehadiran kepemimpinan baru, Dr. Muh. Rasman, S.P., M.Si penjabat Wali Kota Baubau yang mengajak semua elemen di kota ini untuk bersatu-padu dengan seruan ‘Bekerja Bersama’.

Di ulang tahun Kota Baubau yang telah berdurasi 482 tahun dalam hitungan peradaban sejarah, dan 22 tahun dalam posisi sebagai daerah otonom di Indonesia, menjadi momentum Dr. Rasman menyatukan ‘anak negeri Butuni’, tugas yang diamanahkan atasannya di Jakarta, yakni Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi – Luhut Binsar Panjaitan, juga arahan Menteri Dalam Nageri, Tito Karnavian.

Cerita ini ia ungkap Senin malam (8/10) di acara ramah tamah bersama pemerintah, Forkopimda dan masyarakat Kota Baubau. Di sana pula ia menyingkap informasi bahwa Buton Negeri Khalifatul Khamis telah dikenal oleh elite nasional sebagai negeri yang sebenarnya lebih dulu ‘besar’ dibanding kehadiran Republik, karenanya nama besar itu harus dipertahankan, tidak hanya dalam level kepemimpinan di Kota Baubau, tetapi juga kawasan hinterland lainnya, yakni Kabupaten Buton, Buton Selatan, Wakatobi, Buton Tengah dan Buton Utara.

Itu sebab Dr. Rasman menghadirkan kepemimpinan daerah tetangga dan juga para sepuh yang pernah berjasa dalam pemerintahan daerah, diantaranya Kolonel (Purn.) H. Saidoe, Ir. HLM Sjafei Kahar dan tokoh-tokoh Buton pada umumnya. Menghadirkan tidak sekadar ia beri makna silaturahmi, tetapi juga sebagai penghormatannya pada para pendahulu.

Rasman merasa sadar, dia dibesarkan oleh semesta, binaan para sepuh, dan doa-doa tetuah negeri, karenanya ia memulai kepemimpinannya dengan ajakan berpikir positif bagi aparatur dan warganya, tidak mempertajam perbedaan. Bahkan dalam pengambilan keputusan-keputusannya akan melibatkan Forkopimda di daerahnya.

“Mari semua OPD dan segenap warga Kota Baubau bekerja bersama membangun kota ini, Negeri Barakati ini, politik itu hal yang biasa, jangan mempertajam perbedaan,” imbaunya.

Di sini, ketajaman Dr. Rasman sebagai aparatur kementerian yang berdedikasi dan juga alumni terbaik Lemhanas begitu terlihat, dan (mungkin) itu menjadi modal negara memberi kepercayaan sebagai penjabat Wali Kota Baubau, pasca berakhirnya kepemimpinan La Ode Ahmad Monianse. Apalagi ia begitu terang memiliki kacamata kepemimpinan yang sangat mengenal Kota Baubau, kota yang menyejarah dalam dirinya sebagai PNS angkatan pertama di Kota Baubau dengan nomor urut 01.

Kota Baubau baginya adalah romantisme karir kehidupannya. Sejak Baubau dipersiapkan ‘naik status’ dari Kota Adminstratif (Kotif) menjadi Kota, Dr. Rasman terlibat langsung dalam penggodokannya, bahkan ia punya cerita di inapkan di kamar Rujab Wali Kota, tempat yang kini tidak sekadar menginap, tetapi memimpin, mengawal dan memajukan Kota Baubau dalam setahun ke depan.

Di tahun 2003 ia menjadi PNS angkatan pertama, tak berlama-lama di sana, ia kemudian menlajutkan karir akademiknya di Kota Bogor menempuh pendidikan Magister dan Doktoral-nya. Lalu 2010, kembali ke Baubau dengan amanah jabatan sebagai Kabid kemudian menjadi Kabag. Lompatan berpikirnya berjalan, ia mencoba peruntungan pada lelang jabatan di Kementerian Pariwisata, namun nasib berpihak dengan lolos di Kementerian Kemaritiman. Lembaga negara di mana keilmuan Dr. Rasman sangat bersesuaian sebagai ahli di bidang maritim dan masyarakat pesisir.
Magnet Dr. Rasman Manafi begitu terasa saat memimpin Apel pertamanya di hari Senin (09/10) di halaman Kantor Walikota Baubau tepat pukul 07.30. Ratusan orang jajarannya yang hadir lengkap diajak untuk bekerja efisien, “Jangan sampai sebuah rapat hanya menghasilkan rapat. Lahirkan keputusan, seperti saya, kita semua harus bekerja berdasarkan output,” tegasnya sambil menyapu pandangan pada semua peserta apel pagi itu.
Kini ia kembali ke Kota Baubau sebagai nahkoda memimpin segala cerita yang pernah ia lalui, bersama aparaturnya merawat negeri. Arahannya sederhana namun bermakna dalam, ‘Bekerja bersama’. Polesan kepemimpinan yang dimintanya pun sederhana pada aparaturnya, bekerja secara tim, dengan rumus “jadikan yang terlemah sebagai kekuatan”, bila itu terjadi maka semua akan kuat.
(**)

———————-

Penulis : Hamzah Palallloi
Sekretaris Dinas Kominfo Kota Baubau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *