Seputar Islam

Cara Meraih Lailatul Qadar

×

Cara Meraih Lailatul Qadar

Sebarkan artikel ini

Meraih lailatur qadar menjadi dambaan bagi umat muslim di dunia. Nah untuk itu cara meraih Lailatul Qadar di bulan Ramadan penting diketahui. Cara raih Lailatul Qadar pun harus dilakukan dengan penuh kesungguhan. Malam Lailatul Qadar adalah malam yang paling dinanti umat Muslim saat Ramadan. Lailatul Qadar adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Alquran digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Istimewanya malam Lailatul Qadar membuat banyak orang tak ingin melewatkannya. Di malam ini, siapa yang meminta akan dikabulkan permintaannya. Sebagian ulama juga percaya Alquran pertama kali diturunkan di malam Lailatul Qadar. Lailatul qadar selalu menjadi misteri tersendiri karena tanggal kedatangannya yang tak bisa dipastikan. Lantas, bagaimana cara raih Lailatul Qadar?

Cara raih Lailatul Qadar perlu dilakukan dengan usaha keras dan tidak kenal lelah untuk selalu meningkatkan intensitas ibadah terutama pada sepuluh akhir di bulan Ramadhan. Cara raih Lailatul Qadar terbaik adalah menghidupkan seluruh malam Ramadan dengan ibadah.

Cara raih Lailatul Qadar dapat dilakukan dengan menjalani amalan-amalan tertentu. Amalan ini pada intinya adalah langkah untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Berikut cara raih Lailatul Qadar.

1. Iktikaf
Selama sepuluh hari terakhir Ramadan, umat muslim melakukan itikaf dengan melakukan dzikir, berdoa, dan salat sunnat untuk menantikan malam Lailatul Qadar.
Iktikaf adalah berdiam di dalam masjid dengan syarat-syarat tertentu dengan niat semata-mata beribadah hanya untuk Allah SWT. Iktikaf adalah momen untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT dengan melakukan serangkaian ibadah. Ada beberapa syarat untuk sahnya iktikaf, antara lain beragam Islam, sudah baligh, dilaksanakan di masjid (baik masjid jami’ maupun masjid biasa), dan memiliki niat iktikaf.

Itikaf saat bulan Ramadan dijelaskan dalam hadits:

“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Waktu i’tikaf yang lebih afdhol adalah di akhir-akhir ramadhan (10 hari terakhir bulan Ramadhan) sebagaimana hadits ‘Aisyah, ia berkata,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.”

#Membaca Alquran.
Amalan di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan
Membaca Alquran /
Kegiatan belajar, membaca, memahami, dan menghayati Alquran merupakan salah satu cara raih lailatul Qadar yang dapat dilakukan. Rasulullah Saw. bersabda, “Bacalah oleh kalian Alquran. Karena sesungguhnya Alquran itu akan datang menghampiri kalian di hari kiamat sebagai syafaat.” (HR Muslim)

Ada banyak keutamaan membaca Al Quran, terlebih pada bulan Ramadan seperti sekarang ini. Beberapa keutamaan itu diantaranya adalah selain semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, membaca Al Quran juga memperoleh dua pahala yakni pahala membaca dan pahala susah payahnya:

“Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir adalah bersama para malaikat yang mulia lagi ta’at, sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan tergagap dan susah membacanya baginya dua pahala.” (Hadits Muttafaq alaih).

#Menunaikan salat malam.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)

Setelah salat tarawih dan tadarusan, kita bisa tidur terlebih dahulu. Lalu saat tengah malam atau menjelang sahur, bangun untuk menunaikan salat malam. Dengan menunaikan ibadah salat malam ini, maka peluang untuk mendapat malam lailatul qadar juga akan meningkat. Fokuskan ibadah untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.

2. Perbanyak doa.
Perbanyak doa di malam-malam sepertiga terakhir bulan Ramadan untuk meningkatkan peluang meraih kemuliaan malam lailatul qadar. Rasulullah SAW memerintah Ummul Mukminin Aisyah untuk berdoa di malam-malam itu.

Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku ketepatan mendapatkan malam lailatul Qodar, apa yang harus aku ucapkan?”, beliau menjawab:

“Ucapkanlah; ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ANNA” (Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pemaaf mencintai kemaafan, maka maafkanlah aku).” (HR. Ibnu Majah, yang dishahihkan oleh Al Albani)

3. Perbanyak taubat.
Manusia tak pernah luput dari yang namanya salah dan dosa. Mumpung masih ada waktu di sepertiga terakhir Ramadan, isi malam-malam terakhir Ramadan dengan memperbanyak taubat dan permohonan ampun. Kalau bertepatan dengan malam lailatul qadar, berkahnya akan sangat luar biasa.

Selama masih ada waktu dan kesempatan, manfaatkan setiap waktu yang tersisa di bulan Ramadan ini dengan berbagai ibadah dan amalan.

4. Menghidupkan malam-malam ganjil. Pada 10 hari terakhir Ramadan.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari dikatakan bahwa kita dianjurkan untuk mencari Lailatul Qadar pada malam ganjil dalam sepuluh terakhir bulan Ramadhan. “Dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dalam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan,” (HR Bukhari).

Sebagian besar ulama menjelaskan jika malam Lailatul Qadar umumnya datang di malam ganjil 10 hari terakhir Ramadan, Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa malam penuh kemuliaan ini akan datang di malam-malam genap.
malam terakhir Ramadan dengan ibadah.
Dibutuhkan usaha keras dan tidak kenal lelah untuk selalu meningkatkan intensitas ibadah terutama pada sepuluh akhir di bulan Ramadhan sebagaimana yang dipraktikan Rasulullah SAW. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan hadits riwayat Muslim. “Dari Aswad dari Aisyah ra ia berkata bahwa Nabi saw meningkat amal-ibadah pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan melebihi di waktu yang lain,” (HR Muslim).

Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Rasulullah SAW mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya dan membangungnkan keluarganya.

“Dari Aisyah RA, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW ketika masuk sepuluh terakhir bulan Ramadhan, mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya,” (Muttafaq ‘alaih).

Semoga bermanfaat, tetap semangat ibadah dengan menebar kebajikan dan perbanyak istigfar. Sk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *