KABAENA, suarakendari.com– Dusun Larano, Desa Lengora Pantai, Kecamatan Kabaena Tengah, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, dilanda musibah banjir lumpur pada Kamis malam, 6 Maret 2025. Air bercampur lumpur merendam rumah-rumah warga hingga setinggi 40 cm, menyebabkan kepanikan dan kerugian materiil. Pasalnya banjir datang saat warga tengah bersiap ibadah ramadhan, air bercampur lumpur merendam perabot rumah mereka seperti kompor, tabung dan tempat tidur. Detik detik banjir merendam rumah warga ini sempat dibagikan warga dusun melalui media social.
Dugaan Penyebab Banjir Lumpur
Warga setempat mengungkapkan bahwa selama puluhan tahun, daerah mereka aman dari banjir. Namun, situasi berubah drastis setelah pulau Kabaena menjadi lokasi eksploitasi perusahaan tambang. Hampir setiap musim hujan, warga Kabaena harus menghadapi bencana banjir lumpur.
“Dulu, daerah kami aman-aman saja. Tapi sekarang, setiap hujan deras, pasti banjir lumpur,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Aktivitas Tambang dan Dampak Lingkungan
Pulau Kabaena diketahui memiliki puluhan perusahaan tambang yang beroperasi. Aktivitas pertambangan ini diduga kuat menjadi penyebab utama banjir lumpur yang semakin sering terjadi. Perubahan bentang alam, pembukaan lahan, dan aktivitas penggalian disinyalir mengganggu sistem drainase alami pulau tersebut.
Keluhan Warga dan Respons Pemerintah
Warga telah berulang kali menyampaikan keluhan mereka kepada pemerintah daerah, namun hingga kini belum ada solusi yang memuaskan. Mereka merasa diabaikan dan khawatir dengan kondisi lingkungan yang semakin memburuk.
“Kami sudah lelah mengadu. Tapi tidak ada tindakan nyata dari pemerintah,” keluh warga lainnya.
Desakan untuk Tindakan Nyata
Bencana banjir lumpur di Kabaena ini menjadi sorotan tajam terhadap dampak aktivitas pertambangan terhadap lingkungan. Masyarakat mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan tegas, termasuk:
* Evaluasi menyeluruh terhadap izin dan aktivitas perusahaan tambang di Kabaena.
* Penerapan langkah-langkah mitigasi bencana yang efektif.
* Pemberian kompensasi kepada warga yang terdampak.
* Pencabutan IUP di pesisir dan pulau-pulau kecil.
Seperti diketahui banjir lumpur di Kabaena adalah alarm bagi kita semua tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Diperlukan sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk mencari solusi yang berkelanjutan, agar bencana serupa tidak terulang di masa depan. SK