Environment

Air Laut Tercemar Aktifitas Industri, Pembudiaya Rumput Laut Meradang

×

Air Laut Tercemar Aktifitas Industri, Pembudiaya Rumput Laut Meradang

Sebarkan artikel ini

Konsel, suarakendari.com-Menurunnya kualitas air laut  akibat pencemaran di pesisir Kecamatan Moramo membuat nelayan pembudidaya  rumput meradang. Nelayan mengeluhkan tercemarnya air laut oleh berbagai aktifitas industri ekstraktif yang turut mempengaruhi hasil panen rumput laut nelayan setempat.

Aras (62 tahun), nelayan di pesisir lapuko, Kecamatam Moramo, Kabupaten Konawe Selatan mengaku setiap panen rumput laut mencapai 2 ton dan menjualnya dengan harga Rp.6000 per kg. Ia merasakan adanya penurunan kualitas budidaya rumput laut miliknya.

“Rumput lautnya kurus kurus, kualitasnya berbeda.dengan beberapa tahun sebelumnya,”kata Aras.

Ada banyak penyebab menurunnya kualitas rumput laut di pesisir lapuko diantaranya kualitas air laut yang menurun serta adanya aktifitas industri di pesisir seperti industri pengepakan semen, aktifitas kapal besar hingga serangan penyakit ice-ice yang merupakan hama bagi rumput laut.

“Kondisi ini sangat meresahkan bagi Kami sebagai pembudidaya rumput laut,”ujarnya.

Para pembudidaya rumput laut di pesisir Kecamatan Moramo dan Moramo Utara diresahkan oleh penyakit Ice-Ice yang menyerang budidaya rumput laut mereka setahun belakangan ini. Penyakit ini menyebabkan semakin berkurangnya aktivitas budidaya rumput laut oleh kelompok masyarakat pembudidaya di wilayah itu.

Dalam pertemuan antara Kelompok Budidaya Moramo Utara dan tim DKP Konsel terungkap bahwa, penyakit Ice-Ice ini akibat dari musim panas yang menyebabkan rumput laut menjadi memutih dan melepuh. Penyakit ini mengakibatkan tidak adanya penghasilan yang didapatkan dari budidaya rumput laut. Berbeda pada tahun sebelumnya, setiap kelompok berhasil mendapatkan 14 Ton rumput laut setiap panen.

Ernanto Tawulo, Kabid Budidaya DKP Konsel menjelaskan, bahwa penyakit Ice-Ice yang menyerang rumput laut disebabkan banyak factor, salah satunya kurang sehatnya air laut tempat lokasi budidaya, hal ini sebabkan lokasi telah tercemar sendimentasi limbah atau juga akibat pemboman ikan. Karena itu Ernanto meminta peran aktif nelayan untuk lebih meahami cara budi daya yang baik serta mengawasi aktifitas illegal seperti pemboman dan pembiusan karang.

“Aktifitas illegal seperti pemboman ikan dan pembiusan karang telah membawa dampak kerusakan tidak hanya lingkungan tetapi juga hasil budidaya nelayan kita,”katanya. Sk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *