SUARAKENDARI.COM-Di usia yang baru menginjak 17 tahun, nama Lamine Yamal telah menjadi buah bibir di kancah sepak bola Eropa. Bukan hanya karena bakatnya yang luar biasa di lapangan hijau, tetapi juga karena lemari trofi yang sudah terisi penuh dengan berbagai gelar bergengsi. Pencapaian ini tentu saja membuat banyak orang tercengang dan takjub.
Bayangkan saja, di usia yang masih sangat muda, Yamal telah merasakan manisnya mengangkat trofi La Liga sebanyak dua kali. Sebuah pengalaman yang mungkin baru bisa dirasakan oleh pemain lain setelah bertahun-tahun berjuang di kompetisi tertinggi Spanyol. Namun, bagi Yamal, ini sudah menjadi bagian dari kisah awalnya.
Tak hanya di level klub, bersama tim nasional, talenta muda ini juga telah menorehkan tinta emas. Gelar juara EURO menjadi bukti kontribusi signifikannya bagi negaranya. Bermain di turnamen sebesar itu dan keluar sebagai pemenang tentu menjadi kebanggaan tersendiri, apalagi diraih di usia yang begitu belia.
Koleksi trofinya semakin lengkap dengan satu gelar Copa del Rey dan satu Supercopa de España. Dua trofi domestik yang semakin mengukuhkan dominasi tim yang ia bela, dan ia menjadi bagian penting dari kesuksesan tersebut.
Pengakuan atas talenta individunya pun tak kalah mentereng. Penghargaan Golden Boy, yang diberikan kepada pemain muda terbaik di Eropa, telah ia genggam erat. Begitu pula dengan Piala Kopa, penghargaan serupa dari France Football. Dua gelar ini menjadi legitimasi bahwa Yamal adalah salah satu talenta paling menjanjikan di generasinya.
Bukan hanya sekadar penghargaan individu, kontribusinya di EURO pun diakui secara luas. Ia dinobatkan sebagai Pemain Muda Terbaik Turnamen dan bahkan masuk dalam Tim Terbaik EURO. Ini menunjukkan betapa besar pengaruhnya di lapangan, meskipun usianya masih sangat muda.
Puncaknya, namanya bahkan masuk dalam FIFA FIFPRO Men’s World 11 2024. Sebuah pengakuan dari sesama pemain profesional di seluruh dunia, yang melihat potensi dan kualitas luar biasa dalam diri Yamal.
Melihat deretan trofi dan penghargaan yang telah diraih Lamine Yamal di usia 17 tahun, rasanya sulit untuk tidak berdecak kagum. Ini bukan lagi sekadar potensi, tetapi bukti nyata bahwa ia adalah pemain dengan bakat istimewa dan mental juara.
Masa depannya di dunia sepak bola tampak begitu cerah, dan banyak yang tak sabar menantikan pencapaian-pencapaian gemilang lainnya dari wonderkid yang satu ini. Lemari trofinya yang sudah “gila” di usia muda ini seolah menjadi pertanda akan legenda yang mungkin sedang ia ukir. Sk
