Ekonomi & Bisnis

Usaha Pertamini Menjamur di Kendari

×

Usaha Pertamini Menjamur di Kendari

Sebarkan artikel ini

Kendari, suarakendari.com-Keberadaan usaha pertamini kini kian menjamur di kota kendari. Hampir di sepanjang protokol dapat ditemui pedagang BBM eceran tersebut. Usaha berkategori usaha kecil menengah ini cukup diminati karena keuntungan diperoleh cukup menggiurkan.

Para pedagang eceran mengandalkan pertalite alias BBM bersubsidi karena harganya yang terjangkau dan kemudian dijual lagi dengan selisih antara 2000 rupiah sampai 3000 rupiah dari harga sebenarnya.

“Lumayan bisa menutupi kebutuhan hari hari keluarga saya,”kata Indra, pedagang BBM eceran di wilayah tapak kuda.

Meski begitu butuh perjuangan mendapatkan pertalite bersubsidi, karena harus antri berjam jam di SPBU, bersaing dengan pemilik kendaraan lain. Untuk memperoleh pertalite memang tidak lagi semudah dulu, cukup membawa jerigen di SPBU, tapi semenjak ada larangan terpaksa pedagang harus mengantri dengan kendaraan. Makanya tak sedikit dari pedagang memiliki kendaraan pribadi baik mobil maupun motor yang dipakai mengantri pertalite.

Keberadaan pedagang eceran dan kini pertamini di kendari telah mulai bermunculan jauh hari sebelum pemerintah menaikan harga BBM. Keberadaan mereka rata-rata berada dekat SPB, seperti yang terlihatbdi SPBU tapak kuda, SPBU teratai, SPBU jalur P2ID, SPBU Andonohu dan hampir semua SPBU di kendari. Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) lewat aturan No. 37.K tahun 2022 melarang Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum SPBU) melayani pembelian menggunakan jerigen.

Bagi pemerintah keberadaan usaha kecil menengah dianggap sangat membantu pertumbuhan ekonomi negara. Sebab, di satu sisi keberadaan pertamini menambah usaha baru bagi masyarakat, namun di sisi lain justeru kian menambah beban antrian kendaraan di SPBU yang berujung pada gejolak sosial di masyarakat.

Tak sedikit pemilik kendaraan merasa dongkol dengan keadaan antrian panjang di kendari yang tak kunjung teratasi. “Ini sudah di luar batas logika, harga BBM naik tapi antrian kendaraan di SPBU justru semakin panjang,”kata Umar, warga.

Pastinya dibutuhkan regulasi yang mengatur usaha kecil bidang menerba tersebut, sehingga benar benar dapat memberi rasa keadilan semua pihak. Sk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *