Humaniora

Sekeluarga Hidup Dengan Ratusan Ekor Ular Berbisa

×

Sekeluarga Hidup Dengan Ratusan Ekor Ular Berbisa

Sebarkan artikel ini

Menjelang siang, perahu motor yang saya tumpangi bergerak ke perairan lepas, kami menuju ke sebuah rumah bagang sekira satu mil laut dari langara, ibu kota konawe kepulauan. Kami hendak menengok rumah apung milik pak Passi, warga Bajo yang bermukim di sana.

Seperti rumah nelayan bajo pada umumnya membangun di atas laut, bangunannya seluruhnya menggunakan kayu yang tiangnya ditancap dalam dasar laut. Di atas bangunan yang berukuran 5 x 5 itulah Passi beserta 4 anggota keluarganya menetap dan menjalani seluruh rutinitas kehidupan siang dan malam.

Sementara di dasar laut Passi memasang sero atau perangkap ikan yang terbuat dari jaring laut. Tak hanya itu pria tua itu menyediakan kapal katinting untuk moda trasportasi dari laut ke darat.

Dari atas rumah panggung ini orang yang datang akan disuguhkan dengan pemandangan bawah laut yang indah, berupa ikan laut hidup aneka jenis. Namun, keindahan bawah laut di rumah Passi “kontan” akan berubah dengan kengerian saat mulai memasuki salah satu gubuk tua yang ternyata dihuni ratusan ular laut belang putih hitam. Ular yang terkenal memiliki bisa mematikan ini telah ada sejak Passi membangun rumahnya.

Passi mengaku telah puluhan tahun hidup bersama ular berbisa di rumahnya di Langara Laut, Kecamatan Wawonii Utara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara. Ia tak sedikit pun rasa takut dipatuk ular laut yang terkenal memiliki bisa mematikan itu. “Selama ini belum pernah ada keluarga saya yang dipatuk ular-ular ini,”kata Passi.

Tak hanya lelaki tua itu, anak-anak passi nampak sudah terbiasa memegang hingga mengalungkan ular di leher mereka. “Sudah biasa om, Saya tidak takut karena ular ini sudah seperti saudara Saya sendiri,”kata Ina, anak Passi.

Perempuan bertubuh kecil ini bahkan sejak umur setahun sudah bermain dengan ular di pondoknya di laut. Dan kini adik lelakinya juga sudah terbiasa bermain bersama ular laut.

Keberadaan ular di rumah Passi tampak aneh tapi nyata, dalam keadaan tertentu ular-ular ini tersisa beberapa ekor saja, namun akan kembali dalam jumlah banyak dalam gubuk tersebut. “Ada periode ular mencari makanan dengan turun ke laut, lalu kembali ke atas rumah ini,” ungkap Passi.

Passi bercerita pernah beberapa orang Korea datang dan meminta untuk membeli ular ular miliknya itu, tapi ditolaknya. “Saya tidak pernah akan menjual ular ini, karena sudah bagian keluarga Saya, biarlah mereka hidup dan berkembang biak di sini,”ujar Passi. SK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *