Bangun Negeri

Relasi Narasi Maritim: Melestarikan Budaya Bahasa Austronesia di Baubau

×

Relasi Narasi Maritim: Melestarikan Budaya Bahasa Austronesia di Baubau

Sebarkan artikel ini

BAUBAU, suarakendari.com-Pada upacara adat Kasambu Sambu di Kota Baubau, PJ Wali Kota Baubau, Dr. Muh Rasman Manafi menyatakan pentingnya melestarikan budaya maritim dalam pembangunan kota di masa depan. Salah satu ciri khas budaya maritim adalah Bahasa Austronesia yang merupakan bahasa bangsa maritim yang diperoleh dari nenek moyang baik dari pesisir maupun kepulauan. Bahasa Austronesia ini turut diwariskan ke Bahasa Pancana yang digunakan pada acara Kasambu Sambu.

Menurut Bahasa, Pancana yang dipergunakan di acara Kasambu Sambu memiliki ciri khas bahasa bangsa maritim yang diperoleh dari Bahasa Austronesia. Bahasa Austronesia sendiri memiliki karakteristik masyarakat yang hidup berpindah-pindah dari pulau ke pulau, bukan dari daratan ke daratan. Sehingga bahasa ini memiliki banyak turunan bahasanya, salah satunya adalah Bahasa Pancana.

Lebih jauh, Rasman menjelaskan,  Ciri khas Bahasa Pancana, pertama, bahasanya digunakan masyarakat yang hidup berpindah-pindah dari pulau ke pulau, bukan dari daratan ke daratan. Sehingga ada yang ke Madagaskar, Hawai. Sama dengan Bahasa Austronesia yang dilanjutkan Pancana, adalah orangnya tinggal di pesisir dan berpindah-pindah. Kedua, kata Rasman, Bahasa Austronesia ciri bahasa bangsa maritim. Kalau dilestarikan bagian memelihara budaya maritim. “Sehingga pada saat rencana pembangunan Baubau 20 tahun ke depan, tuangkan narasi maritim didalam pembangunan Kota Baubau. Karena kalau narasinya kita adopsi, maka semua budaya maritim, termasuk hari ini akan dilestarikan,” ulasnya.

Pentingnya melestarikan Bahasa Austronesia di Kota Baubau bukan hanya sebagai bentuk pelestarian budaya maritim tetapi juga  mempertahankan ciri khas bangsa Austronesia sejak abad IV. Wali Kota Baubau berharap agar narasi maritim menjadi bagian dari pembangunan kota di masa depan, sehingga budaya maritim yang terdapat dalam bahasa, pakaian adat, serta kebiasaan makan dan memasak dapat turut dipertahankan dan dilestarikan.

“Ini adalah bentuk dari upaya menjaga silaturahim dan mensyukuri apa yang diberikan oleh Allah di negeri kita. Ini adalah bagian yang wajib dilestarikan sebagai orang Buton. Buton adalah dalam rumpun austronesia, kalau yang belajar sejarah antropologi, daratannya mulai dari Australia, Papua, sampai ke Filipina. Inilah paparan Austronesia,” jelasnya.

Diterangkan, Bahasa Austronesia tertua di Champa, Vietnam pada abad IV di prasasti Dong Yen Chau. “Isinya dilestarikan di Buton. Isinya menjelaskan sumber kehidupan berasal dari sumur yang dijaga Naga Suci. Jadi kalau bicara Naga, ciri khas bangsa maritim, turunan dari Austronesia ada di Pancana,”ungkap dia. “Nah, jika saya tarik ke sini di Acara Kasambu Sambu. Budaya yang kita tampilkan tadi, perang, berkumpul, makan bersama. Adalah budaya maritim untuk memelihara keragaman yang berkumpul,”tambahnya.

Budaya maritim tidak berdiri dari satu kelompok suku tetapi berdiri dari berbagai suku karena wilayahnya berinteraksi dengan orang dari berbagai wilayah. Oleh karena itu, upacara adat seperti Kasambu Sambu dan lainnya diharapkan dapat dipelihara dan terus dilestarikan sebagai bagian dari pelestarian budaya maritim. Narasi maritim yang berisi Bahasa Austronesia dan berbagai kebiasaan serta tradisi maritim dapat dicermati dan dimasukkan ke dalam pembangunan kota di masa depan.

Lestari Nusantara merupakan komitmen pemerintah Indonesia untuk menjaga keberagaman budaya bangsa. Salah satu bentuk komitmen tersebut adalah dengan melestarikan Bahasa Austronesia dan budaya maritim yang terkait dengannya. Kota Baubau sebagai kota di Sulawesi Tenggara yang terletak di pesisir, memiliki nilai sejarah dan budaya maritim yang sangat kaya. Oleh karena itu, perlu dipertahankan narasi maritim dalam pembangunan kota di Kota Baubau sebagai bagian dari upaya menjaga keberagaman budaya bangsa.

Kesimpulannya kata Rasman, bahasa Austronesia yang diperoleh dari nenek moyang pesisir dan kepulauan menjadi bagian dari budaya maritim yang perlu dijaga kelestariannya. Peliharalah narasi maritim di Kota Baubau sebagai bagian dari upaya melestarikan keberagaman budaya bangsa. Terlebih, Kota Baubau memiliki nilai sejarah dan budaya maritim yang kaya, dan melalui pelestarian budaya maritim diharapkan dapat memberikan kearifan lokal yang dapat diaplikasikan dalam upaya pembangunan di masa depan. SK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *