Opini

Pikiran-Pikiran Hub Maritim Dr. Rasman

×

Pikiran-Pikiran Hub Maritim Dr. Rasman

Sebarkan artikel ini

Penulis: Hamzah Palalloi, Sekdin Kominfo Baubau
————————

BELASAN tahun silam di Kota Sorong (kini Papua barat), Rasman muda menggagas seminar nasional bertema kawasan pesisir, ia menggandeng beberapa Guru Besar IPB kala itu, juga ada geolog Unhas – Prof. Sumbangan Baja, guru besar Universitas Cendarawasih asal Buton, Prof. La Pona (alm), dan elite-elite Baubau yang dipimpin Wali Kota Amirul Tamim, dan pesertanya Diaspora Buton dan Sultra di Pulau Cendrawasih itu.

Di Sorong, Rasman meminta semua ahli menguliti keunggulan wilayah-wilayah pesisir, kekuatan maritim, hingga bungkusan politik merebut calon provinsi baru yang saat itu masih viral dengan sematan Buton Raya. Semua sepakat bila Buton Raya dengan kekuatan maritimnya layak menjadi provinsi baru di Indonesia.

Baru tersadar, proses tak menghianati hasil. Penggagas seminar itu kini bergelar doktor, telah menjadi kepala daerah, menjabat Wali Kota Baubau sekaligus terdapuk dengan jabatan Asisten Deputi (Asdep) Pengelolaan Ruang Laut dan Pesisir Kemenko Marves-RI.

Seperti siklus de javu, Rasman muda dan Dr. Rasman menjadi pita penghubung lorong waktu, antara masa silam dan saat ini. Bedanya, sekarang mimpi Dr. Rasman makin membesar. Kota Baubau yang kini dipimpinnya, tidak hanya diletakkan sebagai ibu kota calon Provinsi kepulauan Buton (dulu Buton Raya), tapi ia ingin Baubau selayaknya Singapura yang menjadi hub maritim international.

Dilansir Straits Times, Singapura secara konsisten memuncaki laporan Leading Maritime Capitals Of The World sejak 2012 silam sebagai ‘ibu kota maritim dunia’. Singapura juga menempati urutan teratas dalam tiga bidang – pengiriman, pelabuhan dan logistik, dan daya tarik serta persaingan.

Bagi pemikir oceanografi, hal wajar bila Dr. Rasman memiliki mimpi mendekatkan Baubau layaknya negara Singapura, sebab negara ini secara geografis sekitaran 730 km2, sedikit lebih besar dari Jakarta yang 660-an Km2, atau 2 kali lebih besar dari Kota Baubau yang diangka 300-an Km2.

Mengapa harus Baubau jadi mimpi Dr. Rasman dengan menyebutnya sebagai ‘hub maritim di timur Indonesia’. Sederhana, semua potensi sumber dayanya mendukung. Kota Baubau, adalah kota tua yang sejak zaman kerajaan telah memerankan dirinya sebagai jalur maritim ke penghasil rempah, hingga saat ini bertahan sebagai penghubung kawasan Barat dan Timur Indonesia. Plus berada di posisi ALKI 3 (alur lait kepulauan Indonesia).

Baubau juga menjadi central of network di kawasan kepulauan Sulawesi Tenggara dan pulau-pulau lainnya di laut Banda dan telah menjelma sebagai kota jasa dan perdagangan. Dari sisi sumber daya manusia, Indeks pembangunan manusianya (IPM) terbilang tinggi dan melewati angka provinsi.

Anti tesisnya kata Dr. Rasman – kini Baubau layaknya kota yang ‘lupa’ kekuatan itu. Harga tanahnya seperti di Bali, uang yang berada satu trilyunan tetapi yang bisa ‘ditangkap’ hanya semilyaran. Bahkan posisinya sebagai ‘central of network’ di kawasan kepulauan seperti di ambil alih daerah-daerah lain. Saya menganalogikan, ada yang salah ‘kemudi’ di kota warisan kesultanan Buton ini.
Pikiran dan ajakan Dr. Rasman dipadu menjadi satu, kepemimpinannya yang dibatasi kata ‘penjabat’ membuatnya ‘mem-brain washing’ semua pikiran elite daerahnya dengan meletakkan tema pembangunan Kota Baubau di tahun 2025, bila Baubau harus menjadi kota hub maritim dan perdagangan yang maju sejahtera dan berbudaya.

Sebagai Hub maritim, Kota Baubau selayaknya menjadi Singapura. Baubau menjadi kota digital, dimana Anda datang cukup membawa handpone, sebab semua fasilitasnya tersedia dan murah. Baubau juga laiknya sebagai Kota Jogja dan Solo, tempat pulang yang dirindukan, sebab riuh keramahan dan kebvudayaan selalu hadir di setiap keluarga. Kota Baubau laiknya kota pantai yang selalu menawakan laut dan terang nirwana yang didamba pelancong Eropa. Intinya Baubau dengan kekuaan maritimnya akan menyejahterakan warganya.

Tetapi jalan menuju ke sana bagi Rasman butuh kerja bersama dan komitmen, siapapun pemimpinnya di masa datang. Baginya Baubau Hub Maritim adalah caranya mewujudkan Indonesia Emas 2045 dari Pulau Buton. Siapapun di Baubau harus bisa merebut peran sebagai sentral di ALKI 3, dan harus bisa memaksimalkan potensi sumber daya alam maritim Baubau yang luar biasa.

Kita tidak sedang bermimpi, kita tengah berkerja menuju ke sana, ke dunia baru bernama kemajuan. (**)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *