Pariwisata

Pesona Air Terjun Tali Sewu, Bukti Sungai Bawah Tanah di Koltim Benar Adanya

×

Pesona Air Terjun Tali Sewu, Bukti Sungai Bawah Tanah di Koltim Benar Adanya

Sebarkan artikel ini
Air terjun tali sewu kolaka timur

Kolaka Timur, suarakendari.com- Cerita sungai bawah tanah di Kolaka Timur, yang membentang dari pegunungan kars dan menjadi sumber air utama sungai Konaweha, memang benar-benar ada. Buktinya ada di Desa Likualanapo, Keamatan Ueesi, daerah paling ujung Koltim. Desa ini menyimpan dua danau besar dan air terjun sepanjang puluhan kilo meter.

Nama air terjun ini adalah Talisewu. Ribuan undakan air terjun nampak di desa ini. Selain itu cerita warga membuktikan, ketika malam hari menjelang tidur, teling yang didekatkan dengan lantai rumah, akan mendengar suara gemuru air dari dalam tanah. Warga meyakini dari danau itu, air masuk kedalam goa dan muncul menjadi air terjun.

Desa Likualanapo adalah salah satu desa di Kecamatan Ueesi, yang bertempat disatu titik tersendiri, berbeda dengan desa-desa lain di kecamatan ini. Likualanapo memasuki lorong jembatan gantung dan mendaki gunung sekitar 10 kilo meter untuk sampai dipusat desa. Warga Koltim menyebut nama desa ini menjadi desa liku. Agar muda diingat dan muda disebutkan.

Mendatangi Liku, butuh tenaga yang ekstra, pikiran yang baik dan mental yang baik pula. Jarak Desa Liku dengan pusat ibu kota kabupaten, yakni Rate-rate atau Kecamatan Tirawuta, sekitar 100 kilo meter. Karena kondisi jalan yang rusak, akhirnya butuh waktu 8 jam menggunakan mobil. Jika dari Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara, jatak tempuh kurang lebih 10 jam.

Jenis mobilnya juga harus kelas offroad karena medannya cukup lumayan ekstrem. Untuk ke Liku kita melewati Kecamatan Tinondo, kemudian Kecamatan Uluiwoi dan berakhir di Kecamatan Ueesi. Dari ibu kota kecamatan Ueesi, kita kembali melanjutkan perjalanan kurang lebih 2 sampai 3 jam.

Jumlah penduduk Desa Likualanapo, sekitar 200 jiwa lebih. Selain itu ada satu sekolah dasar, kantor desa dan satu kantor KPH milik Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara. Lelahnya menuju desa ini akan terbayarkan dengan pemandangan desa yang asri, indah dan keramahan warganya.

Desa Liku menyimpan cerita yang indah, juga destinasi wisata air yang sangat luar biasa. Dua danau dan ribuan undakan air terjun Takisewu tersaji di Likualanapo.

“2019 kami pernah kebanjiran, ini karena mulut goa didalam danau, tersumbat oleh batang kayu. Sehingga debit air di danau meningkat dan meluap hingga ke perkampungan,” kata Herman, salah seorang warga di Likualanapo.

Kepala Desa Likualanapo, Guntur Laugi menjelaskan, kalau desanya menyimpan sepotong surga yang jatuh ke bumi. Begitu ia menggambarkan kondisi sumber daya alam yang ada di desa Liku. Bahkan cerita yang tersaji dari para peneliti kalau sungai bawah tanah itu ada, sejak kecil ia sudah mengetahuinya. Bahkan sudah menikmati dinginnya air danau dan air terjun itu.

“Jadi diatas gunung ada satu danau lagi. Jaraknya tujuh kilo dari pusat desa ini. Danau inilah lah yang mengalir masuk kedalam goa, sampai ke air terjun bahkan ke sungai Konaweha,” kata Guntur.

Danau pertama ada dibelakang rumah Guntur. Yang setiap orang jika berkunjung ke desa Likualanapo akan pergi ke danau tersebut. Sejak pertama kali menginjakan kaki di Likualanapo, bersama rombongan pemerintah daerah Kolaka Timur yang dipimpin Plt Bupati, Abd Azis, kami menyempatkan menikmati dinginnya air sungai yang bermuara ke danau.

“Ini juga pusa air bersih bagi warga disini. Kami menempatkan pipa di air terjun dan mengalirkannya ke rumah-rumah warga,” katanya.

Likualanapo yang berada diketinggian, membuat semua orang yang berada disini, sejak sore hari hingga pagi mengalami dingin. Selain itu Liku juga diselimuti hijaunya hutan yang masih terjaga. Aktifitas warga kata Guntur tidak ada yang memanfaatkan hutan sebagai mata pencaharian.

“Masyarakat disini bertani dan berkebun. Merica dan kakao memang komoditas utama, tapi alhmadulillah tidak merambah hutan secara brutal,” katanya.

Baru pertama menginjakan kaki di Likualanapo, Abd Azis bahkan mengajak seluruh masyarakat untuk hadir di Likualanapo. Katanya ada danau yang airnya masuk kedalam goa dan muncul menjadi air terjun. Ia tidak segan menyebut sebagai surga tersembunyi di Koltim.

“Ini sepotong surga yang jatuh ke bumi. Ada puluhan kilo meter, semuanya air terjun. Tentu ini destinasi wisata yang indah yang kami miliki,” jelas Abd Azis.

Ditempat terpisah sebuah NGO, yang berisikan empat orang peneliti asal Prancis dan Indonesia, menjelaskan bahwa ada kawasan kars yang luas di pulau sulawesi. Lokasinya berada di empat kabupaten, yakni Kolaka Utara, Kolaka Timur, Konawe dan Konawe Utara. Hanya saja, kawasan kars itu terbesar adanya di Koltim. Nama dalam pusat penelitian mereka ialah Kawasan Tangkelemboke.

“Bisa menjadi benar, karena memang kars membentuk sebuah goa dan menyimpan air. Hal serupa kami temukan di Konawe Utara. Tentang sungai bawah tanah itu,” kata Mutmaina, pimpinan peneliti, saat berdiskusi dengan Abd Azis di Kendari.

Mutmaina juga bulan ini memulai penelitian soal kawasan kars yang berada di Ueesi. Katanya mereka akan memetakan mana kawasan-kawasan yang menjadi pusat kehidupan satwa dan lainnya. Selain itu, penelitian di Ueesi kedepan, untuk mengetahui jalur ekspedisi karena sejauh ini belum ada data soal Tangkelemboke di Ueesi, Koltim.

“Kami berupaya menjadikan kawasan ini sebagai lokasi yang benar-benar dilindungi,” kata Mutmainah. Ys

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *