BAUBAU, suarakendari.com-Pemerintah Kota Baubau menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Kota Baubau sebagai poros maritim dunia dengan tema yang diusung yaitu optimalisasi potensi kota baubau menuju kota poros maritim dunia. Kegiatan yang dihadiri Para Kepala Daerah Se Pulau Buton, Rektor Perguruan Tinggi, OPD lingkup Provinsi Sultra, Ketua DPRD Baubau, Kapolres Baubau, Dandim 1413 Baubau, Danposal Baubau, Pj Sekda Baubau, OPD lingkup Pemkot Baubau, dan sthakholder ini dibuka langsung Pj. Wali Kota Baubau, Dr Muhammad Rasman Manafi SP MSi, Rabu (29/5/2024) di Aula Palagimata Kantor Wali Kota Baubau.
Dalam paparannya, Rasman Manafi menjelaskan, bahwa, Baubau merupakan kota bersejarah yang sejak zaman kerajaan telah memerankan dirinya sebagai jalur maritim, hingga saat ini bertahan sebagai penghubung kawasan barat dan timur indonesia. “Secara geografis Kota Baubau memiliki letak yang strategis berada di posisi alki 2 dan 3 (alur laut kepulauan indonesia) sebagai titik simpul pelayaran nasional, menjadikan pelabuhan di Kota Baubau sebagai jalur distribusi dan penghubung arus barang dan jasa serta mobilitas orang antar kawasan barat dan timur Indonesia yang menetapkan kota baubau sebagai daerah perdagangan dan jasa,”paparnya.
Hal tersebut sejalan dengan rancangan rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) Kota Baubau tahun 2025-2045 yang menetapkan visi pembangunan Kota Baubau yaitu “Kota Baubau sebagai hub maritim di wilayah sulawesi yang maju, berdaya saing, berbudaya, dan bekelanjutan” dan tentu saja visi pembangunan jangka panjang kota baubau diharapkan tetap sejalan dengan visi jangka panjang nasional dan provinsi sulawesi tenggara.
Pemerintah nasional sendiri lanjut Rasman, telah menetapkan laut dan kemaritiman sebagai prioritas untuk membangun kedaulatan indonesia menjadi poros maritim dunia, dengan empat pilar pembangunan yang dapat diadopsi kota baubau menuju hub maritim diwilayah sulawesi, yaitu : Pertama, membangun budaya maritim indonesia; Kedua, menjaga dan mengelola sumberdaya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan, dengan menempatkan nelayan sebagai tiang utama; Ketiga, pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, deep seaport, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim; Keempat, mengembangkan diplomasi maritim dengan bersama-sama menghilangkan sumber konflik di laut.
Melihat skala prioritas kemaritiman tersebut, maka kata Rasman, Kota Baubau harus mampu memainkan perannya sebagai poros atau hub maritime dengan keunggulan potensi wilayah yang dapat dieksploitasi secara optimal melalui pengembangan konektivitas laut dan kawasan regional; serta penguatan aspek-aspek yang menjadi core ekonomi; penguasaan teknologi dan penataan kelembagaan yang tepat untuk menyongsong kota baubau sebagai hub maritim di wilayah sulawesi. Setidaknya terdapat tujuh spektrum ekonomi strategis yang dapat dikembangkan dalam pembangunan ekonomi maritim di kota baubau yakni perikanan, pariwisata bahari, pertambangan dan energi kelautan, industri kelautan/maritim, transportasi laut, bangunan kelautan dan jasa kelautan. SK