Peristiwa

Menyelami Cagar Budaya Kabupaten Koltim: Mengawetkan Cerita Masa Lalu

×

Menyelami Cagar Budaya Kabupaten Koltim: Mengawetkan Cerita Masa Lalu

Sebarkan artikel ini

Kolaka Timur, suarakendari.com-Dalam sejarah suatu wilayah, tak dapat dipisahkan dari jejak-jejak peradabannya. Tidak terkecuali Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) yang memiliki banyak cagar budaya di dalamnya. Namun, seiring berjalannya waktu rentan terlupakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Koltim bersama dengan tim dari tiga universitas dengan latar belakang ilmu yang berbeda, bertekad untuk melakukan penetapan cagar budaya di Kabupaten Koltim.

Juniardi Madjid selaku Sekretaris Kadis Dikbud Koltim menjelaskan bahwa Kabupaten Koltim memiliki banyak situs-situs lokal yang layak dijadikan sebagai cagar budaya. Jika tidak diangkat, keberadaannya bisa dihilangkan dari ingatan masyarakat dalam waktu yang tidak terlalu lama. Beberapa dari cagar budaya yang layak diberikan perhatian, di antaranya adalah kuburan leluhur di Kecamatan Lambandia dan Goa di Kecamatan Ueesi.

”Ketika kita tidak mengakat cagar budaya ini, bisa-bisa 20 tahun ke depan anak-anak kita tidak mengetahunya lagi. Seperti kuburan leluhur yang ada di Kecamatan Lambandia dan juga Goa yang ada di Kecamatan Ueesi. Kita fokus kedua titik ini, karena waktu yang hanya sempit dimana ini baru permulaan, bagaimana kita sama-sama mengangkat cagar budaya yang ada di kabupaten Kolaka Timur. Bukan berarti hanya ada di dua kecamatan itu saja, bisa saja ada juga di Kecamatan Ladongi, Mowewe dan kecamatan lainnya,”jelasnya.

Disebutkannya, Goa Soronga yang kini berganti nama Goa Duni Walaopa/Porabua dan Likuwalanapo. Goa Duni Walaopa/Porabua berkedudukan di desa Silui. Goa Duni Walaopa adalah sebuah tata cara budaya lokal pra Islam dalam menguburkan jenasah disimpan dalam Goa Duni Walaopa, ini pertanda bahwa sudah ada kelompok masyarakat yg berdomisi Didesa Porabua yg telah dimekarkan menjadi dua desa yaitu desa, Porabua dan desa Silui, masyarakat telah tinggal sejak abad ke 14 hingga kini.

”Setelah melalui kajian, tim penetapan cagar budaya, merekomendasikan Goa Walaopa/Porabua untuk menetapkannya sebagai Cagar Budaya,” sebut Didi.

Penetapan cagar budaya ini, dilaksanakan Pemda Koltim ini, bersama Tim dari Universitas Halu Oleo (UHO), bersama tim dari Univeristas Sembilanbelas November (USN)Kolaka dan Dinas Kebudayaan Provinsi Sultra, di Aula Dikbud Koltim, Kamis (30/11/2023).

Keanggotaan Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Koltim yakni, Dr Syahrun SPd MSi, Ketua merangkap anggota (UHO Kajian Budaya), Munsyir SSos MSos Sekretaris Anggota (Dikbud Prov Sultra/Antropologi, Dr Aslim Ma Anggota (UhoIlmu Sejarah), Kadirun SPd MPd Anggota (USN Bahasa Dan Sastra), La Alu SPd, Mhum Anggota (USN Bahasa Dan Sastra), Andi Muhtar Syamsuddin, S.Tp, Anggota (Kabid Kebudayaan), Sri Endang Surya Ningsih Pd ME anggota (kasubid CB dan Museum).

Fokus awal digerakkan pada kedua wilayah tersebut karena keterbatasan waktu, namun bisa jadi cagar budaya lainnya yang belum menjadi perhatian dapat ditemukan di Kecamatan Ladongi, Mowewe dan kecamatan lainnya.

Salah satu cagar budaya yang telah disetujui oleh tim penetapan cagar budaya adalah Goa Walaopa/Porabua di desa Silui. Goa Walaopa/Porabua pada awalnya dikenal dengan sebutan Goa Soronga, yang merupakan tata cara masyarakat lokal pra Islam dalam menguburkan jenazah. Sekarang, goa tersebut menjadi simbol bagi masyarakat di dua desa, yaitu Porabua dan Silui. Dua desa ini telah berdiri sejak abad ke 14 hingga saat ini.

Penetapan cagar budaya ini menjadi langkah awal untuk menjaga warisan masa lalu di Kabupaten Koltim. Harapannya, anak cucu di masa depan dapat memahami dan mengenali nilai-nilai serta sejarah yang terkandung dalam cagar budaya tersebut. Kita tanpa disadari seringkali melupakan jejak sejarah, meskipun warisan masa lalu itu kami miliki dan harus tetap dijaga. Semoga, dengan penetapan cagar budaya ini, alam semesta tidak akan memudarkan ingatan masyarakat akan cerita masa lalu ini. Sk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *