Bangun Negeri

Melestarikan Budaya Literasi Melalui Dongeng untuk Anak Usia Dini

×

Melestarikan Budaya Literasi Melalui Dongeng untuk Anak Usia Dini

Sebarkan artikel ini

Baubau, suarakendari.com-Pemerintah dan masyarakat Indonesia saat ini semakin menyadari pentingnya literasi bagi anak usia dini. Seperti yang diketahui bahwa usia dini merupakan masa-masa penting dalam perkembangan anak, di mana kebiasaan membaca dan mendengarkan cerita dapat membentuk karakter, kreativitas, dan kecerdasan emosional anak. Oleh karena itu, kegiatan literasi seperti mendongeng untuk anak usia dini terus dilakukan sebagai upaya melestarikan budaya literasi di generasi muda.

Pada hari Sabtu, 2 Maret 2024, di Rumah Jabatan Wali Kota Baubau, telah diselenggarakan kegiatan literasi melalui cerita dongeng untuk anak usia dini. Kegiatan ini dihadiri oleh para pencerita, pelestari budaya, dan penerang literasi serta ratusan anak yang memiliki tekad untuk membawa mimpi menuju sebuah dunia ideal di mana dongeng bukanlah sekadar cerita, melainkan penuntun bagi generasi penerus menuju masa depan yang gemilang.

Dalam kegiatan ini, para peserta belajar mengenai teknik penyampaian cerita yang menarik dan bermakna, sehingga dapat mengasah kecerdasan emosional dan membentuk karakter anak-anak dengan baik. Selain itu, peserta juga dilatih untuk membangun imajinasi dan kreativitas anak-anak melalui cerita dongeng. Pada akhir kegiatan, para peserta diberikan sertifikat sebagai pendongeng handal yang siap menjelajahi lautan kata dan menumbuhsuburkan literasi di kalangan anak usia dini.

Dalam sambutannya, Bunda PAUD Kota Baubau, Reffiani Dwiatmo Rasman ST, saat membuka kegiatan mengatakan, mendongeng adalah titik awal bagi petualangan literasi anak sejak usia dini. Ketika anak-anak mendengarkan dongeng, dunia mereka akan melebar, imajinasi terbang tinggi, dan pintu-pintu keajaiban terbuka. Bahasa yang indah, kata-kata yang bermakna, serta pesan-pesan moral yang mengena, semuanya disampaikan lewat dongeng dengan kekuatan magisnya. Oleh karena itu, program Bunda PAUD mendongeng di Kota Baubau telah diinisiasi sebagai salah satu upaya menghidupkan literasi.

Kegiatan ini juga merupakan bagian dari pelestarian budaya Indonesia. Tidak bijak apabila kita hanya menjadi penonton pasif semata. Akan menjadi lebih indah, apabila kita turut menjadi bagian dari perjalanan literasi dan pelestarian budaya Indonesia. Dalam dunia yang ideal, di mana setiap anak di Indonesia akan menjadi pendongeng handal, buku-buku akan menjadi jendela ke alam pengetahuan, dan dongeng akan menjadi pintu gerbang menuju kearifan budaya.

Melalui kegiatan literasi seperti ini, diharapkan bahwa semakin banyak anak usia dini yang terbiasa membaca dan mendengarkan cerita, sehingga literasi di Indonesia dapat terus hidup dan berkembang. Para pencerita, pelestari budaya, dan penerang literasi memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan pesan-pesan berharga kepada anak-anak kita, agar warisan budaya Indonesia dapat terus mekar dan tumbuh seiring waktu. Dalam dunia ideal yang diciptakan kita bersama, dongeng akan menjadi nyanyian abadi bagi anak-anak masa depan.

“Bagi saya pribadi, mendongeng adalah titik awal bagi petualangan literasi anak sejak usia dini. Ketika anak-anak mendengarkan dongeng, dunia mereka akan melebar, imajinasi terbang tinggi, dan pintu-pintu keajaiban terbuka. Bahasa yang indah, kata-kata yang bermakna, serta pesan-pesan moral yang mengena, semuanya disampaikan lewat dongeng dengan kekuatan magisnya. Inilah yang melatarbelakangi kami sebagai Bunda PAUD untuk terus menumbuhsuburkan dongeng di anak-anak kita. Program Bunda PAUD mendongeng di Kota Baubau telah kami rintis sebagai salah satu upaya menghidupkan literasi,”demikian Reffiani Dwiatmo Rasman.

Menurutnya, mendongeng adalah alat ajib yang membentuk karakter anak-anak, mengasah kecerdasan emosional, dan merangsang kreativitas mereka. “Di dalam setiap kalimat dan setiap baris cerita terkandung pelajaran hidup yang berharga. Jelas, kita perlu mengapresiasi para pendidik PAUD yang mulai hari ini akan dilatih untuk menjadi pendongeng handal, yang akan menjelajahi lautan kata dan menyemai biji-biji literasi, yang kelak akan tumbuh menjadi pohon cendekia yang kokoh,”paparnya.

Dalam konteks yang lebih besar, kata dia, kita berbicara mengenai pelestarian budaya. Tentu tak bijak apabila kita hanya menjadi penonton pasif semata. Akan menjadi lebih indah, apabila kita turut menjadi bagian dari perjalanan literasi dan pelestarian budaya Indonesia. Terima kasih kepada Balai Guru Penggerak Sulawesi Tenggara telah memfasilitasi kegiatan ini, kegiatan yang mempersatukan kita dalam tekad untuk menceritakan kembali dongeng-dongeng Nusantara, membawanya melewati zaman dan generasi, agar terus mekar dan tumbuh seiring waktu.

“Mari kita ciptakan sebuah dunia, di mana setiap anak di Indonesia akan menjadi pendongeng handal. Di mana buku-buku akan menjadi jendela ke alam pengetahuan, dan dongeng menjadi pintu gerbang menuju kearifan budaya. Dalam dunia ini, anak-anak akan mencintai membaca dan menyampaikan cerita-cerita indah dengan penuh rasa bangga akan warisan budaya mereka. Bagaimanapun, kita adalah penerus tradisi yang tak ternilai, dan kita mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan pesan-pesan berharga kepada anak-anak kita. Marilah kita rangkai kata-kata menjadi renungan yang mendalam, dan dongeng akan menjadi nyanyian abadi untuk anak-anak masa depan peradaban,”ajak dia.

Perjumpaan dalam kegiatan ini bukanlah seremonial belaka, tetapi menjadi simpul perjumpaan para pencerita, pelestari budaya, dan penerang literasi. Seiring harapan kegiatan ini, kita bersama-sama membawa mimpi menuju sebuah dunia ideal, di mana dongeng bukanlah sekadar cerita, melainkan penuntun bagi generasi penerus menuju masa depan yang gemilang.Sk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *