Jumat, Maret 5, 2021
Trust & Independent
NEWSLETTER
No Result
View All Result
  • Home
  • Historia
  • Humaniora
  • Environment
  • Kultur
  • Tokoh
  • Other Brand
    • Jelajah
    • Teknologi
Suarakendari.com
  • Home
  • Historia
  • Humaniora
  • Environment
  • Kultur
  • Tokoh
  • Other Brand
    • Jelajah
    • Teknologi
No Result
View All Result
Suarakendari.com
No Result
View All Result
Home Kultur

Kemegahan Tradisi Kariaa di Negeri Tukang Besi

Arak-arakan berakhir di lapangan luas.  Anak-anak para orang tua berbaur jadi satu. Mereka berkumpul menunggu acara potong rambut dan sunatan massal

redaksi by redaksi
16 Februari 2021
in Kultur
0
Para peserta karia menaiki altar bambu yang akan diarak keliling kampung. foto: Joss

Saya mengikuti parade kemeriahan budaya wakatobi. Megah dan penuh atmotsfir kala teriakan “Legoo !!!, Legooo !!!” menggema di sepanjang jalan jalan utama pelosok pedesaaan. Lego dalam bahasa setempat berarti menang. Ini adalah  pawai adat terbesar yang pernah dihelat, sepanjang kabupaten ini terbentuk.

Tujuh tambur tak berhenti ditabuh dalam keriuhan massa yang menyaksikan anak-anak gadis berpakaian adat duduk di atas anyaman bambu yang dipikul belasan orang.  Mereka baru saja menghirup udara bebas, setelah berhari-hari dikarantina dalam ruang pingit. Jadilah ungkapan lego menjadi symbol kemenangan bagi gadis-gadis belia ini.

Kemeriahan dari pesta rakyat ini adalah rangkaian dari tradisi kariaa di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang dihelat setiap tiga tahun sekali.  Kariaa dalam bahasa setempat  sama dengan gembira atau meriah. Kariaa merupakan gabungan dari berapa kegiatan yang dilakonkan secara massal diantaranya pingitan bagi kaum wanita , potong rambut hingga  sunatan massa bagi anak laki-laki.

anak anak mengikuti tradisi khinatan sebagai bagian dari kemeriahan tradisi kariaa. foto: Joss

Beragam tarian diperagakan para sesepuh adat negeri tukang besi,  diantara tarian yang diperagakan adalah tarian tamburu. Tarian ini dibagi dua kelompok penari. Penari pertama adalah kelompok tamburu diumbosa atau tamburu di wilayah timur. Sedangkan penari kedua adalah tamburu disiowa atau kelompok tamburu di wilayah barat. Masing-masing kelompok tamburu  ditarikan oleh tiga orang pria dewasa dengan iringan gendang yang terus menerus ditabuh.

Ada yang menari dan kaum pria dewasa mengambil peran memikul bamboo tempat para gadis kariaa dan anak-anak lelaki.  Selepas dari masjid, peserta kariaa lalu diarak kelilig kampong.  Ini adalah puncak dari tradisi kariaa dalam kemeriahan, dimana  ribuan  peserta berjalan sejauh tiga kilo meter menuju lapangan terbuka sambil meneriakkan lego yang artinya menang.

RELATED POST

Mengenal Minuman Keras Lokal Asal Sulawesi Tenggara

Mengenal Sastra Lisan di Masyarakat Tolaki

Kemerihan tua muda dipersiapkan dengan menggunakan pakaian adat khas wakatobi. Acara kariaa dimulai dengan melakukan ritual di masjid agung kaledupa. Di tempat ini anak-anak membaca  ayat suci alquraan  serta diberi siraman rohani dari  imam masjid atau moji  pada para orang tua dan anak-anak yang akan mengikuti tradisi ini.

Beragam tarian diperagakan para sesepuh kampong,  diantara tarian yang diperagakan adalah tarian tamburu. Tarian ini dibagi dua kelompok penari. Penari pertama adalah kelompok tamburu diumbosa atau tamburu di wilayah timur. Sedangkan penari kedua adalah tamburu disiowa atau kelompok tamburu di wilayah barat. Masing-masing kelompok tamburu  ditarikan oleh tiga orang pria dewasa dengan iringan gendang yang terus menerus ditabuh.

peserta karya. foto: Joss

Selepas dari masjid, anak-anak lalu diarak kelilig kampong. Boleh dikata inilah puncak dari tradisi kariaa yang dibalut dalam kemeriahan, dimana  ribuan  peserta berjalan sejauh tiga kil meter menuju lapangan terbuka sambil meneriakkan lego yang artinya menang. “Sungguh atmosfir kemenangan ini begitu kuat di masyarakat,”kata Ali Muhuzani,salah satu pemuka adat wakatobi.

Saat arak-arakan  para peserta kariaa wajib melemparkan uang koin kepada warga yang menonton tradisi kariaa disepanjang jalan. Anak-anak pun menyambut gembira dan berebut uang koin yang dileparkan tadi.

Arak-arakan berakhir di lapangan luas.  Anak-anak para orang tua berbaur jadi satu. Mereka berkumpul menunggu acara potong rambut dan sunatan massal. Tradisi dilakukan oleh para pemuka adat atau dalam bahasa setempat disebut sarahu’u.

Ali Muhuzani berharap,  tradisi kariaa sebagai salah satu tradisi turun temurun harus terus dilestarikan. “Semoga pemerintah wakatobi terus menggelar tradisi ini,”harapnya.

Tradisi kariaa merupakan gabungan dari kemeriahaan dan symbol social bagi masyarakat wakatobi, dimana didalamnya beragam kegiatan dilakukan, diantaranya, tradisi  pingitan bagi gadis, acara potong rambut bagi balita hingga  dan sunatan massal untuk anak-anak.

Tradisi yang telah ada sejak dulu menjadi momen yang selalu ditunggu warga maupun warga wakatobi di perantauan. Pagelaran karia yang luar biasa dan selalu akan dibanjiri pengunjung. ^^

 

ShareTweetPin

Related Posts

Mengenal Minuman Keras Lokal Asal Sulawesi Tenggara
Kultur

Mengenal Minuman Keras Lokal Asal Sulawesi Tenggara

2 Maret 2021
Mengenal Sastra Lisan di Masyarakat Tolaki
Kultur

Mengenal Sastra Lisan di Masyarakat Tolaki

19 Februari 2021
Tradisi Masyarakat Suku Tolaki Mencari Rotan
Kultur

Tradisi Masyarakat Suku Tolaki Mencari Rotan

13 Februari 2021
Imlek, Tradisi Ramai yang Tiba Tiba Jadi Sendu
Kultur

Imlek, Tradisi Ramai yang Tiba Tiba Jadi Sendu

12 Februari 2021
Kultur

Jaeger-Lecoultre is The Official Watch Sponsor for the 90th Academy Awards

5 Januari 2021
Environment

Review: Jaeger-LeCoultre Hybris Mechanica Grande Sonnerie

31 Desember 2020

ABOUT US

Suspendisse mollis interdum magna eget laoreet. Quisque vitae accumsan lacus. Vivamus auctor, nibh in cursus faucibus, tortor felis gravida sem, at fringilla mi felis eget justo.

Follow us

RECENT NEWS

  • Saat Tari Lulo Menghilang di Tengah Pandemi Korona
  • Lembar Kenangan dalam Cangkir Kopi
  • Problem Sampah dan Dampak Reklamasi Teluk Kendari
  • Menjejak Negeri Kelapa

CATEGORIES

  • Environment
  • Footnote
  • Historia
  • Humaniora
  • Jelajah
  • Kultur
  • Tak Berkategori
  • Teknologi
  • Tokoh
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact Us

© 2021 Suarakendari.com - Trust & Independent.

No Result
View All Result
  • Home
  • Historia
  • Humaniora
  • Environment
  • Kultur
  • Tokoh
  • Other Brand
    • Jelajah
    • Teknologi

© 2021 Suarakendari.com - Trust & Independent.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist