Peristiwa

Inflasi Sultra 2,90, Urutan 20 Nasional

×

Inflasi Sultra 2,90, Urutan 20 Nasional

Sebarkan artikel ini

Kendari, suarakendari.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat angka inflasi diwilayah ini pada bulan Februari mencapai 2,90 %, angka itu meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 2,46 %.

Namun peningkatan itu masih terbilang cukup terkendali yang menempatkan Sultra berada pada urutan ke 20 inflasi secara nasional.

Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti mengatakan, berdasarkan rincian data yang ada, inflasi Year On Year Provinsi Sultra mencapai 2,90 %, angka ini meningkat bila dibandingkan bulan Januari yang berada diangka 2,46 %.

Dimana inflasi Month To Month Sultra pada bulan Februari 2024 sebesar 0,19 %.

“Meskipun mengalami peningkatan, angka inflasi Sultra masih tetap berada dalam rentang terkendali. Didasari target inflasi yang ditentukan tahun 2024 yakni sebesar 2,5 % ± 1%, maka Inflasi year on year Provinsi Sultra masih dalam rentang terkendali yaitu antara rentang 1,5% hingga 3,5%,” kata Agnes Widiastuti, saat melakukan rilis, pada Jumat (1/3/2024).

Dijelaskan peehitungan angka inflasi Sultra di dasarkam pada empat Kabupaten/Kota di Sultra yang menjadi dasar penilaian angka inflasi yakni Kabupaten Konawe 4.10%, Baubau 3.58%, Kolaka 2.79% dan kota Kendari 2.27%.

“Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Konawe sebesar 4,10 persen,” ujarnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto mengatakan, berdasarkan data BPS, angka inflasi Sultra kini mencapai 2,90 persen. Meskipun mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya, Sultra masih berhasil menempati peringkat ke-20 dari total 38 provinsi di seluruh Indonesia dalam hal tingkat inflasi.

“Didasari target inflasi yang ditentukan tahun 2024 yakni sebesar 2,5 % ± 1%, maka Inflasi year on year Provinsi Sultra masih dalam rentang terkendali yaitu antara rentang 1,5% hingga 3,5%,” imbuh Andap Budhi Revianto.

Faktor-faktor yang menyumbang pada tingkat inflasi di Sultra meliputi kelompok makanan, minuman, dan tembakau, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, dan kelompok transportasi. “Selain itu salah satu komoditas utama yang memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi adalah beras, yang mengalami kenaikan harga sebesar Rp21,64 persen dengan andil inflasi sebesar 1,17 persen,”jelasnya.

Meskipun luas panen beras mengalami penurunan, produksi beras di Sultra tetap meningkat sebesar 0,09 persen dibandingkan tahun sebelumnya, terutama karena peningkatan produktivitas.

“Kenaikan harga beras ini terjadi di hampir seluruh provinsi di Indonesia, kecuali 1 Provinsi yaitu Provinsi Jambi. Kenaikan beras seiring dengan naiknya harga gabah di tingkat petani,” ucap Andap.

Selain beras, beberapa komoditas lainnya yang memberikan kontribusi terhadap inflasi di Sultra antara lain adalah angkutan udara, mobil, tarif dokter umum, sigaret kretek mesin, tomat, sawi hijau, ikan mujair, akademi/perguruan tinggi, emas perhiasan, ikan selar, dan ikan tude.

“Penyesuaian tarif dokter umum di Kabupaten Konawe juga turut memberikan andil terhadap inflasi di Sultra. Penyesuaian tarif rumah sakit di Kabupaten Konawe berdasarkan Perda No. 3/2023 ttg pajak daerah dan retribusi daerah,” pungkas Pj Gubernur Sultra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *