Humaniora

Harapan untuk Dua Kepala Daerah

×

Harapan untuk Dua Kepala Daerah

Sebarkan artikel ini

Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi SH atas nama pemerintah pusat melantik dua bupati dan wakil bupati terpilih, masing-masing pasangan H.Surunuddin Dangga ST.MT– Rasyid S.Sos sebagai bupati dan Wakil Bupati Konawe Selatan dan pasangan Ruksamin ST, MSi – H.Aburaera, Sos, MSi sebagai Bupati dan Wakil Bupati Konawe Utara , di aula merah putih, Kantor Gubernur Sulawesi Tengara, Senin 26/4/2021.

Pelantikan dua kepala daerah ini merujuk pada Keputusan Mendagri RI nomor 131.74-1017 tahun 2021 tanggal 12 April 2021 tentang perubahan kedua atas keputusan Mendagri nomor 131.74-265 tahun 2021 tentang pengesahan pengangkatan kepala daerah serentak tahun 2020 di kabupaten pada Provinsi Sultra.

Pelantikan dua kepala daerah tentu saja diharapkan akan membawa harapan baru bagi masyarakat di dua daerah, Konsel dan Konut. “Saya berharap kedua pasangan Kaepala daerah ini bisa menjalankan pemerintahan dengan serta mempersembahkan yang terbaik untuk masyarakat mereka,” kata Ali Mazi.

Harapan gubernur tentu saja menjadi harapan rakyat, sebagaimana janji-janji pada kepala daerah saat berkampanye.    “Semoga para kepala daerah yangt dilantik dapat amanah dan memberikan kesejahteraan bagi rakyat dan kemajuan di daerah,”kata Ilham, warga Konawe Selatan.

Membangun dari Desa

Memang harus diakui ada banyak harapan ketika Pasangan Surunuddin – Rasyid tampil memimpin konawe selatan. Apalagi melihat tagline dan visi misi pemeritah Konawe Selatan Desa Maju Konsel Hebat yang arah dan focus pembangunan semua dari desa. Ditambah pula besarnya dukungan dana APBD Konawe Selatan dan dana yang bersumber dari APBN, harusnya digunakan dengan fokus pada satu prioritas pembangunan yang dimulai dari desa. Inilah yang menjadi cita-cita awal seorang Surunuddin Dangga saat pertama kali memimpin Konawe Selatan. Pria berusia 67 tahun ini ingin menjadikan Konawe Selatan menjadi kabupaten yang maju dan berkembang, dengan berlandaskan konsep jelas dan setiap program kerja harus memiliki tema agar dalam evaluasi satu tahun kerja dapat diketahui tingkat capaiannya.

Kata Surunuddin, sebenarnya membangun dan menata KabupatenKonawe Selatan tidaklah terlalu sulit, apabila memiliki perencanaan yang baik dan manajemen pemerintahan yang tertib, hal ini merupakan tehnik dan strategi pembangunan yang bermuara pada keberhasilan.

“Konsep program yang baik akan menghasilkan sebuah karya yang baik pula,” kata Surunuddin.

Menurutnya, untuk tercapainya program dengan maksimal, harus ditunjang dengan sumber daya manusia dari aparatur sipil negara, yang membutuhkan sinergitas program bupati dan wakil bupati.

Berbicara tentang kesejahteraan masyarakat , menurutnya itu hanya milik Tuhan, namun sebagai pemimpin wajib bekerja dan mendedikasikan pemikirannya untuk menjadikan masyarakat di daerahnya menjadi cerdas, beriman, mandiri dan berdaya saing.

“Ini semua dapat kita capai apabila seorang pemimpin mau berkomitmen tinggi yang lahir dari hati, berkomitmen, dan paham,’’ jelasnya.

Selanjutnya, aparatur sipil negara harus lebih ditingkatkan sumber dayanya untuk meningkatkan kualitas terhadap masyarakat.

“Pelayanan aparatur yang mudah dan sesuai dengan norma, tidak berbelit-belit saya yakin dapat memberikan dorongan percepatan perkembangan ekonomi masyarakat,” katanya.

Selain itu juga, setiap pembangunan yang dicanangkan pemerintah daerah harus atas permintaan dari masyarakat atau hasil penjaringan Musrenbang.

Agar bisa diketahui apa yang jadi kebutuhan dan keinginan masyarakat itu sendiri, karena pemimpin hanya diberikan amanah atau titipan, jadi untuk melaksanakan amanah tersebut wajib melakukan koordinasi atau menanyakan kepada sang pemilik dalam hal ini masyarakat, agar senantiasa tercipta keharmonisan di lingkungan masyarakat dan pemerintah.

Ada tiga hal yang keharmonisasian yang harus dilahirkan di Konawe Selatan. Pertama harmoni aparatur sipil negara, harmoni masyarakat dan harmoni lingkungan.

“Jadi untuk membangun Konsel harus dengan komitmen, dan ketika diberikan amanah jadilah pemimpin jangan menjadi seorang penguasa, oleh karena konsep atau pola pemikiran antara pemimpin dan penguasa sangat berbeda,”ungkapnya.

Masalah Lingkungan

Sementara di Kabupaten Konawe Utara problem lingkungan adalah masalah serius yang harus dipikirkan bupati dan wakil bupati Ruksamin – Aburaera. Pasalnya, saban tahun daerah ini terus dirundung bencana  alam yang dasyat, berupa banjir bandang. Bencana ekologi ini bagian dari buruknya tata kelola lingkungan oleh perusahaan yang menanamkan investasi di sana.

Adalah tanggung jawab perusahaan untuk menjaga kualitas lingkungan di Konawe Utara, tata kelola lingkungan pasca tambang adalah solusi terbaik agar tidak terulang bencana serupa.

Selain itu sudah seyogyanya perusahaan-perusahaan perkebunan sawit dan pertambangan dapat mensejahterakan daerah tersebut, namun faktanya hingga kini daerah tersebut masih saja menjadi daerah terbelakang dan miskin di banding daerah lain di sulawesi tenggara.

Kehadiran perkebunan sawit dan pertambangan tidak sepenuhnya memberikan kesejahteraan, tetapi sebaliknya membawa malapetaka bagi masyarakat. Umumnya warga pemlik lahan hanya menjadi obyek pelengkap penderita saja. Masyarakat nyaris tidak diberi hak atas kehadiran perusahaan.

Pemerintah pun diharapkan menjadi mediator komunikasi antara perusahaan dan warga dan mengambil peran besar dalam menyelamatkan lingkungan. “Kita berharap agar pemerintah mengambil peran besar memediasi konflik antara masyarakat dan perusahaan, bukan mengharapkan kehadiran perusahaan menjadi bom waktu bagi masyarakat,”kata Usman, warga Koanwe Utara.

Ekspansi perusahaan-perusahaan sawit telah melahirkan konflik baru, terutama masyarakat adat dan perusahaan. Protes yang dilayangkan masyarakat adat Sambawa (Sabandete Walandawe) di Kecamatan Asera menjadi contoh kerasnya perlawanan rakyat atas kehadira perusahaan sawit di jazirah konawe utara. SK

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *