SUARAKENDARI.COM-Lebih dari dua puluh tahun berlalu dalam keheningan membeku. Gunung Huascarán, sang raksasa es yang menjulang di jantung Andes Peru, akhirnya menyerahkan salah satu rahasia yang lama dipendamnya. Di ketinggian yang mencengangkan, 5.200 meter (17.060 kaki), seorang pendaki menemukan sisa-sisa William “Bill” Stampfl, seorang petualang Amerika yang hilang ditelan longsoran salju maut pada Juni 2002. Di bawah lapisan salju dan es abadi, perlengkapan dan barang-barang pribadinya masih utuh, seolah waktu enggan menyentuhnya.
Dahulu kala, Stampfl adalah warga Chino, California, dengan semangat mendaki yang membawanya ke puncak-puncak dunia. Bersama Matthew Richardson dan Steve Erskine, ia menantang Huascarán yang perkasa ketika tragedi tak terhindarkan itu datang. Jasad Erskine ditemukan tak lama setelah bencana, namun jejak Stampfl dan Richardson menghilang, menjadi misteri yang membekas di hati keluarga dan komunitas pendaki.
Hingga Juni 2024, ketika gunung akhirnya “berbicara”. Sebuah surat izin mengemudi dan barang-barang pribadi lainnya menjadi saksi bisu, mengonfirmasi identitas pendaki yang selama bertahun-tahun telah menyatu dengan lanskap beku yang ia coba taklukkan.
Kabar penemuan ini bagai petir di siang bolong bagi keluarga Stampfl. “Benar-benar di luar dugaan,” ujar putranya, Joseph, dengan nada tak percaya. Sang putri, Jennifer, menyebutnya sebagai “kejutan mendadak dan luar biasa.” Setelah dua dekade hidup dalam ketidakpastian yang menggantung, harapan untuk menemukan Bill telah lama membudar. Mereka telah belajar untuk menerima bahwa gunung telah mengambilnya selamanya.
Proses pemulihan jenazah, sebuah misi yang rumit dan penuh tantangan, melibatkan tim kepolisian Peru dan para pemandu gunung berpengalaman. Kini, keluarga Stampfl berencana untuk mengkremasi jenazahnya di Lima, sebelum akhirnya membawa abu sang ayah kembali ke tanah air. Namun, di balik kisah pilu ini, terselip sebuah pesan yang lebih besar, sebuah pengingat bisu tentang perubahan yang tengah terjadi di pegunungan tinggi dunia.
Mencairnya gletser Cordillera Blanca dengan kecepatan yang mengkhawatirkan membuka tabir masa lalu. Semakin banyak pendaki yang hilang, yang selama beberapa dekade terperangkap dalam pelukan es abadi, kini kembali terlihat oleh mata manusia. Kisah William “Bill” Stampfl bukan lagi sekadar cerita tentang kehilangan yang mendalam, tetapi juga tentang penutupan sebuah babak, tentang memori yang kembali hadir, dan tentang transformasi diam-diam dari ketinggian beku yang menyimpan begitu banyak cerita.
Gunung, dalam keheniannya, akhirnya mengungkapkan sebagian dari rahasianya, mengingatkan kita akan kekuatan alam yang tak terduga dan jejak-jejak yang ditinggalkan manusia di tengah keabadiannya.
Pemulihan, yang dilakukan oleh tim polisi Peru dan pemandu gunung, adalah misi yang rumit dan menuntut. Keluarga berencana untuk mengkremasi jenazah di Lima, akhirnya membawa abunya pulang. Tapi cerita ini juga membawa pesan yang lebih dalam: gunung berubah. Dengan mencairnya glasier Cordillera Blanca pada tingkat yang mengkhawatirkan, semakin banyak pendaki yang hilang kembali ke cahaya setelah beberapa dekade terkubur di es.
Kisah Stampfl tidak lagi hanya kehilangan, tetapi juga penutupan, memori—dan transformasi diam dari ketinggian beku yang besar di dunia. SK