Pariwisata

Festival Adat Maronene Hukaea Laea: Memeriahkan Kebudayaan Maronene dan Mendorong Pariwisata Lokal

×

Festival Adat Maronene Hukaea Laea: Memeriahkan Kebudayaan Maronene dan Mendorong Pariwisata Lokal

Sebarkan artikel ini

Festival Adat Maronene Hukaea Laea kembali digelar. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata tersebut dihadiri oleh banyak orang, termasuk Pj Bupati Bombana, Burhanuddin, dan para pemuka adat Maronene,  pada  22 November 2023.

Saat tiba Pj Bupati Bombana, Burhanuddin, diterima dan disambut dengan ritual Mo’oli Wonua, sebuah tradisi meminta izin kepada pemilik kampung sebelum menggelar acara sebelum akhirnya menuju Laica Kangkosa atau rumah adat.

Festival yang dihelat setahun sekali ini menampilkan berbagai prosesi ritual adat yang memikat perhatian, seperti prosesi Mobeli Wonua dan Montewehi Wonua yang menyiratkan semangat membersihkan kampung dari segala tindakan yang tidak sesuai dengan adat. Mowea Nganga, ritual berkaitan dengan pelaksanaan nazar atau niat baik, dan penyembelihan seekor kerbau putih sebagai bagian dari ritual membersihkan kampung, semuanya menjadi persembahan budaya yang menarik.

“Kebudayaan Moronene menjadi suatu aset yang tumbuh dan itu harus dijaga dan dipertahankan,” ucap Burhanuddin.

Meskipun menghadapi kendala dalam pembangunan desa, terutama karena melewati daerah konservasi, pemerintah setempat menegaskan komitmennya untuk membantu membangun infrastruktur, khususnya jalan, guna mendukung potensi pariwisata di kampung adat ini. Burhanuddin bahkan mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya membuat jalan dan irigasi di kampung adat ini.

“Dalam festival adat seperti ini, kita bisa melihat bagaimana kebudayaan lokal masih terjaga dan dipertahankan. Banyaknya prosesi ritual adat yang dilakukan menunjukkan betapa kuatnya kepercayaan dan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat Maronene. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai daya tarik pariwisata lokal yang dapat menarik minat wisatawan untuk datang dan belajar tentang kebudayaan lokal,”ungkapnya.

Namun, lanjut dia, tentu masih banyak tantangan yang harus dihadapi ketika mempromosikan kebudayaan Maronene sebagai daya tarik wisata. Kita perlu memikirkan bagaimana cara mengenalkan kebudayaan ini ke seluruh dunia. Dalam era digital seperti sekarang, kita dapat memanfaatkan media sosial dan platform daring lainnya untuk mempromosikan kebudayaan Maronene.

“Penting untuk diingat bahwa kebudayaan merupakan sebuah warisan yang tidak ternilai harganya dan hendaknya kita harus memperhatikannya dengan baik. Mari bersama-sama menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal di Indonesia,” tutupnya. Sk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *