Kendari, suarakendari.com- Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menggelar ”Bincang Bareng Media” yang dihadiri sejumlah wartawan dari berbagai media di Kota Kendari, yang berlangsung di salah satu cafe di Kota Kendari, pada Selasa (2/4/2024).
Dalam kesempatan itu, Kepala KPw BI Sultra Doni Septadijaya memaparkan kondisi perkembangan perekonomian di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Dijelaskan, Pada tahun 2023, perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 5,35% (ctc), melambat dibandingkan 2022 yang tumbuh sebesar 5,53% (ctc), namun masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Nasional yang tercatat sebesar 5,31% (ctc).
Dari sisi penawaran, akselerasi pertumbuhan terjadi pada LU perdagangan dan pertambangan yang didorong oleh mulai membaiknya konsumsi Masyarakat usai pandemi Covid-19 sedangkan pertambangan akibat pemberlakuan Free on Board (FOB) dan penindakan pertambangan illegal.
Disektor pertanian, adanya potensi peningkatan produksi padi pasca El Nino yang akan mendorong sektor pertanian. Mulai berfungsinya bendungan Ameroro dan Ladongi pada tahun 2024 juga akan mendorong produksi pertanian.
Selain itu, mulai selesainya perizinan penangkapan ikan atas peraturan WPP 174 akan mendorong produksi ikan tangkap.
Untuk perkembangan fungsi sistem keuangan di Sulawesi Tenggara, Dony menyebut Loan to Deposit perbankan di Sulawesi Tenggara terus mengalami peningkatan dan di atas 100 , sehingga perlu peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) untuk menyeimbangkan Loan To Deposit Ratio (LDR) Sultra.
”Hal yang perlu diperhatikan adalah jika ada berita negatif dan hoax yang akan menyebabkan penurunan kepercayaan masyarakat yang menyebabkan bank run,” kata Dony Septadijaya.
Ditambahkan, dari sisi risiko, tingkat NPL mengalami peningkatan, namum tetap berada di bawah batas maksimal yang telah ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni sebesar 5%.
”Hal ini sejalan peningkatan pertumbuhan ekonomi di tahun 2024 yang mendorong kegiatan dunia usaha di Sulawesi Tenggara,” ungkapnya.
Terkait sistem pembayaran digital, Menurut Dony penggunaan sistem pembayaran non-tunai terus meningkat dan membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi serta memperbaiki sistem keuangan dari tindak kejahatan.
Pada triwulan IV 2023, jumlah merchant QRIS di Sultra terus mengalami peningkatan.
”Peningkatan akseptasi keuangan digital juga terlihat dari transaksi e-commerce Sulawesi Tenggara yang mengalami peningkatan sebesar 45,78% (yoy) atau dengan total nominal transaksi sebesar Rp131,39 Milyar,” Imbuh Dony
Untuk temuan Uang Palsu (Upal) di Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 44 Lembar perbulan, meski demikian data menunjukkan trend penurunan UPAL terjadi sejak tahun 2021.
Dijelaskan, temuan Upal pada periode Pemilu mengalami peningkatan, hal ini diperlihatkan dari temuan UPAL pada periode Pemilu 2019 (April sd Mei 2019) sebanyak 21 Lembar, meningkat menjadi 57 Lembar pada periode Pemilu 2024 (Jan sd Feb 2024).
“Adapun Upal yang ditemukan bersumber dari laporan Perbankan yang didominasi oleh Uang Pecahan Besar (UPB),” pungkasnya. Ys