KENDARI, suarakendari.com- Banjir kembali terjadi di Lorong Tunggala Dalam (Baito), Kelurahan Wua-wua, Kecamatan Wua-wua, Kota Kendari, Sabtu (30/11/2024).
Beberapa rumah warga yang berada di Lorong tersebut juga ikut terendam banjir hingga mencapai satu meter.
Salah seorang warga bernama Leri (26 Tahun) mengungkapkan banjir yang disertai lumpur kerap terjadi setiap hujan turun. Diduga akibat dari developer-developer nakal yang tidak mematuhi aturan untuk membangun serta tidak melihat situasi dan kondisi warga yang akan terdampak.
“Banjir disertai lumpur ini kerap terjadi di setiap hujan. Tetapi baru tahun ini yang terparah Jembatan warga rusak, rumah warga terendam banjir hingga satu meter, kibat develover yang tidak sesui regulasi untuk membangun,” kata Leri.
Menanggapi hal itu, NGO Celebes Conservation Center (CCC) Layangkan kritikan pedas soal sistem penataan perumahan di Kota Kendari hingga sebabkan bencana banjir di lorong tersebut.
Kabid Riset dan Advokasi NGO Celebes Conservation Center (CCC), Andi Zulkifli mengatakan hasil investigasi lapangan yang dilakukan disinyalir terdapat pengembang perumahan yang tidak sesuai prosedur.
“Hasil Investigasi lapangan kami, diduga beberapa developer perumahan di Wua-Wua yang tidak taat soal penataan ruang dan penataan lingkungan hingga aliran air merembes ke perumukiman warga sekitar,” ucap Andi Zulkifli.
Ia menambahkan beberapa perumahan diduga menjadi penyebab banjir disertai lumpur sehingga berdampak pada masyarakat.
“Dari hasil investigasi lapangan dan pengkajian kami beberapa perumahan kami duga menjadi penyebab merembesnya aliran air disertai sendimen lumpur ke permukiman warga diantaranya, BTN Tapalosa, BTN Griya Mulya Tunggal dan BTN Green Tunggala Indah,” terangnya
Sementara itu, Ketua Umum NGO Celebes Conservation Center (CCC), La Ode Arwan membenarkan hal itu yang diduga rancuh dalam penataannya.
“Bahwa benar kami sudah melakukan investigasi dilapangan dan melakukan pengkajian bahwa di lokasi tersebut kami duga penataannya ruang dan lingkungannya sangat rancuh, sehingga penghujan tiba selalunya terjadi banjir disertai lumpur,” ungkapnya
Ia menegaskan pemerintah Kota Kendari tak boleh membiarkan persoalan itu, harus ada langkah yang konkrit untuk menanggulangi jeritan masyarakat.
“Kami meminta pihak pemerintah kota Kendari yang terafiliasi soal perizinan perumahan, penataan ruang, dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, agar segera menindak lanjuti persoalan ini,” tegasnya.
Kata La Ode Arwan pihaknya sementara melakukan pengkajian baik dari sektor hukum pidana tentang pengrusakan lingkungan ataupun aturan-aturan lainnya. Ys