Jelajah

Akulturasi Budaya di Batas Terluar

×

Akulturasi Budaya di Batas Terluar

Sebarkan artikel ini

Beberapa anak kecil mengekor kemana saya pergi, mereka sibuk memelototi kamera yang saya pegang dan sesekali meminta dijepret. Anak berkepala plontos tetiba menepuk paha saya dan menujuk ujung pulau tobea. Ia baru saja memberi tau pemandangan spektakuler pelangi yang muncul di atas pulau tobea yang ikonik itu.

Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan.

Dalam cerita rakyat warna warni yang menggantung digambarkan sebagai jembatan turunnya bidadari dari khayangan.  Cerita ini menjadi teman dongeng sebelum tidur masa kecil yang indah.

Bocah bocah tadi lantas mengajak Saya ke ujung dermaga menyaksikan atraksi marinta, sebuah teknik menangkap ikan menggunakan seutas tasi tanpa gagang kail nelayan setempat. Mereka memamerkan keahliannya dari atas sampan kecil . Beberapa dari nelayan menyapa dengan senyum dan melambaikan tangan dari kejauhan.

Keramahan ini Saya temukan saat ke desa bangun jaya, desa pesisir yang letaknya paling ujung di Kecamatan Lainea. Saya sengaja ingin melihat-lihat kehidupan di daerah terluar Konawe Selatan yang menjadi pembatas dengan pulau Muna di sisi selatan. Inilah jarak terdekat ke dua daerah dari seluruh garis pantai yang ada. Dari sini, rumah-rumah di pulau tobea di seberang tampak terlihat jelas. Pulau yang menjadi wilayah administrasi Kabupaten Muna itu ibarat beranda belakang orang-orang di Desa Bangun Jaya. Begitu sebaliknya. Meski terpisah oleh selat, tapi kehidupan masyarakat di dua daerah terhubung begitu erat. Akulturasi yang terbentuk sekian lama membawa banyak perubahan, tak hanya dari sisi sosial dan budaya ke dua daerah tetapi juga membawa perubahan di sisi ekonomi terutama kesejahteraan masyarakat di sana. Menurut para ahli, akulturasi budaya terjadinya dua budaya yang berbeda bertemu dan menyatu dan terjadi secara serasi dan damai. Perpaduan dua bentuk kebudayaan inilah yang dapat melahirkan budaya yang lebih baru. Meskipun terjadi akulturasi dua budaya yang berbeda, lantas tidak menyebabkan unsur-unsur budaya yang lama hilang.

Nilai strategis wilayah ini mendorong para politisi berusaha menggagas pembangunan jembatan raksasa agar bisa menghubungkan daratan dan kepulauan muna. tapi tak tau kapan itu terwujud.

Sayang hanya sehari di sini, padahal masih ada satu lokasi lagi yang ingin saya kunjungi yaitu kawasan mangrove kalo kalo yang konon terdapat banyak bigcrab. Hutan mangrove adalah ekosistem laut yang menjadi habit kepiting bakau. Size Kepitingnya besar besar, sekelas dengan kepiting di wilayah Buton Utara, nelayan di sana biasa mendistribusikan hasil kepitingnya ke daerah perkotaan dengan harga lumayan.

Saya berencana kembali ke sini di episode berikutnya, untuk menyelami kehidupan warga setempat, belajar menyuluh kepiting dan tentunya saja menikmati kesukaanku kuliner kepiting berbalur lada hitam. Semoga bisa terlaksana. Sk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *