Peristiwa

Proses Pemilihan Anggota Senat UHO Diduga Sarat Nepotisme

×

Proses Pemilihan Anggota Senat UHO Diduga Sarat Nepotisme

Sebarkan artikel ini
20250327 114716
20250327 114835
Dr. Muhammad Zein Abdullah, S.IP, M.Si

KENDARI, suarakendari.com-Pemilihan anggota Senat Universitas Halu Oleo yang seharusnya menjadi ajang demokrasi akademik justru diduga dipenuhi praktik-praktik yang merusak nilaidemokrasi. Sejak diberlakukannya Permendikti Saintek Nomor 21 Tahun 2025 tentang Statuta Universitas Halu Oleo, muncul dugaan kuat adanya intervensi dan nepotisme dalam proses pemilihan anggota senat.

Dr. Muhammad Zein Abdullah, S.IP, M.Si, yang juga digadang-gadang sebagai calonRektor Universitas Halu Oleo periode 2025-2029, menyampaikan kekecewaannya terhadap proses tersebut.

Menurutnya, tahapan pemilihan di tingkat program studi maupun fakultas untuk menjadi anggota senat universitas diduga telah dikendalikanoleh oknum pejabat universitas dan fakultas, yang secara sepihak menetapkan kandidat tertentu tanpa transparansi.

“Saya telah membangun komunikasi dengan rekan-rekan dosen untuk mencalonkan diri sebagai anggota senat. Namun, ternyata sudah ada nama yang ditetapkan secara sepihak oleh pejabat fakultas, bahkan tanpa keinginan dari dosen yang bersangkutan. Ini jelas bentuk intervensi yang tidak dapat diterima dalam sistem demokrasi kampus,”ungkapnya.

Lebih lanjut, Muhammad Zein Abdullah juga mengungkapkan adanya indikasi intervensi dalam pemilihan anggota senat universitas. Ada dugaan bahwa calon anggota senat tertentu dipromosikan oleh pihak tertentu demi kepentingan tertentu. Hal ini semakin menguatkan adanya penyanderaan demokrasi di kampus yang seharusnya menjadi contoh bagi kehidupan demokrasi yang sehat.

Melihat kondisi tersebut, Muhammad Zein Abdullah memutuskan untuk tidak mengikuti proses pemilihan anggota senat universitas. Ia menilai bahwa proses ini sarat denganpraktik nepotisme yang mencederai demokrasi akademik.

Menurutnya, senat universitas seharusnya menjadi lembaga independen yang menentukan kebijakan akademik, termasuk dalam pemilihan rektor. Namun, dalam praktiknya, pemilihan anggota senat kerap kali diwarnai oleh penetapan calon anggota senat secara sepihak.

Diduga Oknum pimpinan universitas menetapkan kandidat secara diam-diam, hanya memberikan kesempatan bagi mereka yang memiliki kedekatan dengan kelompok tertentu.

Juga adanya manipulasi regulasi. Dimana aturan pemilihan diduga sering kali direvisi mendadak untukmenguntungkan pihak tertentu dan membatasi akademisi kritis yang tidak sejalandengan kepentingan pimpinan universitas.

Poin berikutnya adanya tekanan dan intimidasi terhadap pemilih. Dosen yang ingin memilih secaraindependen diduga menghadapi ancaman sanksi administratif hingga tekananterkait posisi akademik mereka.

Halmlainnya, adanya mobilisasi suara untuk kepentingan politik. Pemilihan senat diduga dijadikan alat politik, dengan mobilisasi suara melalui janji jabatan atau fasilitas akademik. Dugaan terhadap praktik manipulatif dalam pemilihan anggota berdampak langsung pada pemilihan rektor.

Senat yang telah dikondisikan hanya akan menjadi alat kepentingan tertentu, bukan representasi independen dari komunitas akademik. Akibatnya, rektor yang terpilih bukanlah sosok dengan gagasan terbaik, melainkan figur yang dapat dikendalikan oleh kelompok tertentu.

Lebih jauh, intervensi kekuasaan dalam pemilihan anggota senat juga merusak etika akademik, menciptakan ketidakpuasan, dan menurunkan kredibilitas universitas di mata publik. Reputasi Universitas Halu Oleo bisa terancam jika praktik seperti ini terus dibiarkan.

Muhammad Zein Abdullah menegaskan bahwa reformasi pemilihan anggota senat universitas harus dilakukan untuk mengembalikan kampus sebagai garda terdepan pendidikan demokrasi.

Beberapa langkah yang ia tawarkan meliputi, transparansi dalam proses pemilihan yakni, seluruh tahapan pemilihan harus terbuka dan dapat diawasi oleh publik akademik.

Partisipasi yang inklusif. Semua dosen harus memiliki hak suara yang sama tanpaintervensi dari pihak manapun.  Universitas harus menjamin kebebasan akademik tanpa ancaman atau tekanan dari pihak tertentu.

Melihat berbagai dugaan adanya penyimpangan dalam proses pemilihan anggota senat Universitas Halu Oleo, Muhammad Zein Abdullah mengambil sikap tegas, demi keadilan dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.

“Menolak keras proses pemilihan senat yang diduga tidak demokratis dan saratnepotisme. Meminta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia untuk membatalkan proses pemilihan anggota senat Universitas Halu Oleo serta mengulang kembali Proses pemilihan anggota senat dari awal dan nama-nama anggota senat terpilih dugaan hasil nepotisme dan cawe-cawe pimpinan universitas dan fakultas untuk tidak lagi diusulkan sebagai calon anggotasenat,”tegas Zein Abdullah.

Ia juga meminta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi RI untuk membentuk Tim Investigasi Independen untuk mengungkap penyimpangan dalam proses pemilihan anggota senat Universitas Halu Oleo. “Universitas yang seharusnya menjadi contoh dalam menjunjung demokrasi justru memberikan contoh buruk dalam praktik internalnya. Jika pemilihan anggota senat terus dicederai oleh praktik otoritarianisme, maka jangan berharap kampus bisa melahirkan pemimpin akademik yang berkualitas dan berintegritas. Reformasi dalam sistem pemilihan anggota senat bukan hanya keharusan, tetapi juga tanggung jawab moraldemi menjaga integritas dunia akademik di Indonesia,”tohoknya. SK